Sehari Pasca Pengeboman, IHSG Melanjutkan Penguatan

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2016 18:22 WIB
Salah satu faktor utama penahan penguatan IHSG adalah data mulai membaiknya ekspor dan beberapa kebijakan pemerintah yang terbilang sudah cukup agresif.
Salah satu faktor utama penahan penguatan IHSG adalah data mulai membaiknya ekspor dan beberapa kebijakan pemerintah yang terbilang sudah cukup agresif. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Research Analyst Reliance Securites Lanjar Nafi mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat satu hari pasca aksi pengeboman di Ibukota Jakarta, kemarin. Hari ini, IHSG ditutup pada level 4.523,98 atau naik 10,79 poin setara 0,24 persen.

“Salah satu faktor utama penahan penguatan IHSG adalah data mulai membaiknya ekspor dan beberapa kebijakan pemerintah yang terbilang sudah cukup agresif. Seperti paket kebijakan dan penurunan suku bunga,” kata Lanjar dalam risetnya, dikutip Jumat (15/1).

Pada perdagangan hari ini, investor asing kembali mencatatkan net sell cukup besar di level Rp833,09 miliar pada perdagangan hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sehingga pada Minggu kedua di Januari 2016, capital outflow masih tercatat cukup besar di level Rp1,9 triliun dalam sepekan,” kata Lanjar.

Sementara Bursa Asia kembali ditutup melemah diwarnai aksi jual investor setelah naiknya mata uang yen di Jepang dan harga minyak dunia kembali melemah hingga di bawah level US$30 per barel. Pelemahan dipimpin oleh bursa China seiring data neraca perdagangan yang dirilis jauh di bawah ekspektasi.

“Selain itu kekhawatiran mengenai volatilitas yuan juga menjadi faktor penekan bursa di China dan sekitarnya,” tegasnya.

Untuk bursa Eropa, dibuka kembali melemah mengikuti bursa Asia dan berdampak dari turunnya harga minyak dunia dan kekhawatiran pada pertumbuhan global. Tingkat inflasi rata-rata negara zona Eropa dirilis stagnan sehingga kembali menimbulkan kekhawatiran tentang deflasi.

“Sementara sentimen selanjutnya di pekan depan hanya diwarnai oleh data Industri di Jepang,” kata Lanjar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER