BKPM: Pemodal China Dominasi Rencana Investasi 2015

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 04 Jan 2016 15:08 WIB
Rencana investasi pemodal China pada tahun lalu sebesar Rp277,59 triliun atau 22,96 persen dari total izin prinsip penanaman modal asing Rp1.208,8 triliun.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investor asal China mendominasi rencana investasi asing di Indonesia sepanjang 2015, yakni sebesar Rp277,59 triliun atau 22,96 persen dari total izin prinsip penanaman modal asing Rp1.208,8 triliun.

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan nilai pengajuan izin prinsip China sepanjang 2015 naik 67 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan Indonesia menjadi negara tujuan investasi utama bagi pemodal asal Negeri Tirai Bambu.

"Setahun terakhir memang investor dari Tiongkok cukup agresif yang ditunjukkan dengan pengajuan izin prinsip paling besar. Kami akan mendorong agar rencana investasi yang sudah diajukan ke BKPM dapat terealisasikan sehingga realisasi investasi dari Tiongkok dapat meningkat," katanya melalui keterangan pers BKPM, Senin (4/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky mengaku, tantangan besar lembaganya adalah mendorong rencana investasi yang sudah dimasukkan tersebut dapat terealisasi. Pasalnya, rasio realisasi investasi Tiongkok hanya 7 persen, masih lebih rendah dibandingkan negara mitra investasi lainnya seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura yang mencapai lebih dari 60 persen.

Di sisi lain, lanjut Franky, BKPM juga memuji investasi negara tersebut karena lebih banyak terfokus di sektor infrastruktur sesuai dengan visi pemerintah.

Menurut data BKPM, rencana investasi terbesar yang diajukan oleh investor China adalah sektor kelistrikan sebesar Rp150,89 triliun atau 54,36 persen dari total rencana investasi China.

Diikuti oleh sektor angkutan kereta api sebesar Rp73,90 triliun (26,62 persen), sektor industri logam dasar Rp16,78 triliun (6,04 persen), sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp13,96 triliun (5,03 persen) serta sektor perdagangan sebesar Rp9,32 triliun (3,36 persen).

Menurut Franky, tingginya minat investasi di sektor kelistrikan ini menunjukkan langkah agresif pemerintah untuk menawarkan potensi investasi sektor tersebut disambut baik investor.

"Kita tentu ingat, pada saat awal menjabat Presiden Jokowi sudah menawarkan potensi investasi infrastruktur, termasuk kelistrikan kepada investor Tiongkok saat menghadiri KTT APEC di Beijing," ujarnya.

Selain China, BKPM mencatat negara lainnya yang investornya banyak mengajukan izin prinsip ke BKPM adalah Singapura Rp203,89 triliun, Jepang Rp100,64 triliun, Malaysia Rp69,13 triliun, Korea Selatan Rp60,52 triliun, dan Amerika Serikat Rp56,31 triliun. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER