IHSG Diprediksi Masih akan Tertekan Akibat Sentimen Global

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jan 2016 08:04 WIB
Keputusan IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global memicu kekhawatiran pelaku pasar modal.
Karyawan berfoto usai pembukaan perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016. (CNN INdonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tertekan pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1) menyusul kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi global.

Lanjar Nafi, Analis Reliance Securites, menuturkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di China kembali menjadi fokus investor. Hal itu tercermin aksi jual yang mewarnai koreksi bursa Asia pada perdagangan kemarin, Rabu (20/1).

"IHSG masih berpeluang tertekan dengan bergerakaan mixed mencoba menguat dengan range pergerakan 4420-4520," tuturnya dalam riset harian, Rabu (20/1) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara dari dalam negeri, Lanjar menilai minimnya sentimen dalam negeri membuat investor lebih memperhatikan harga komoditas, indeks global dan nilai tukar rupiah.

Prediksi senada juga dikemukakan Reza Priyambada, Analis PT NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI). Menurutnya, IHSG kemungkinan akan kembali bergerak melemah.

"Meski kami di satu sisi masih berharap akan adanya rebound namun, di sisi lain kami berasumsi IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dengan masih diikuti aksi net sell asing," tuturnya dalam riset.

Dia mengatakan, salah satu sentimen terbesar yang mewarnai pergerakan negatif bursa saham adalah keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 0,2 persen, dari 3,6 persen menjadi 3,4 persen.

Dirilisnya proyeksi IMF terhadap ekonomi global, lanjutnya, tak hanya memicu aksi jual saham, tetapi juga membuat sejumlah mata uang di Asia tak berdaya.

"Tren pelemahan yang terjadi pada Rupiah dapat dimungkinkan kembali berlanjut jika tidak ada intervensi dari peningkatan volume beli. Apalagi jika melihat laju Yuan yang masih melemah dan laju USD yang tetap naik," tuturnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER