Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah indeks saham kembali mencatatkan pelemahan yang signifikan dalam sesi pembukaan perdagangan, Senin (18/1).
Bahkan, terdapat beberapa indeks saham di kawasan Asia tercatat merosot tajam ke level terendah sejak 2011 menyusul pelemahan data-data ekonomi Amerika Serikat, dan anjloknya harga minyak yang memicu kekhawatiran lebih lanjut mengenai kemerosotan ekonomi global.
Mengutip kantor berita Reuters, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang atau MIAPJ0000PUS tercatat turun sebesar 1,0 persen dibandingkan hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu artinya, sejak diperdagangankan pada awal tahun indeks MIAPJ0000PUS tercatat mengalami pelemahan hingga 11 persen.
Hal yang sama juga dialami indeks utama Jepang, Nikkei N225 yang tercatat juga mengalami pelemehan sekitar 2,8 persen atau yang terendah dalam satu tahun terakhir dengan kehilangan hit sebesar 20 persen dibandingkan Juni 2015.
Sedangkan di pasar saham China, indeks Shanghai Composite SSEC dikabarkan menyusut hampir 2 persen seperti yang terjadi pada Agustus tahun lalu tatkala pasar negeri tirai bambu tersebut mengalami kontraksi akibat tak sesuainya ekspetasi data-data ekonomi dalam negeri.
IHSG RontokSelain Jepang dan China, katalis pelemahan harga minyak dunia juga turut berdampak pada perdagangan indeks saham S&P 500 di Wall Street, AS. Jumat lalu, S&P 500 berada di titik terendah sejak 15 bulan lalu atau jelang liburan pasar pada Senin untuk Martin Luther King Jr Day.
Sementara dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi tadi dibuka turun 34 poin ke level 4.489,91. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tercatat ikut melemah ke posisi Rp13.966, atau menurun 41 poin darin posisi akhir pekan lalu di Rp 13.925.
(dim/dim)