Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa memperkirakan, harga gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di pasar komoditas bakal turun menyusul pelemahan harga jual minyak mentah dunia yang saat ini bergerak di bawah level US$30 per barel.
Turunnya harga LNG tersebut menurut Fabby seharusnya membuat manajemen PT PLN (Persero) mampu menurunkan biaya pokok produksi listrik sehingga harga jualnya ke masyarakat bisa diturunkan. Pasalnya saat ini komponen pembentukkan harga pokok produksi listrik masih didominasi oleh fluktuasi harga minyak.
"Tapi saya tidak tahu apakah ini badnews atau goodnews terhadap neraca keuangan dan pendapatan PLN. Hanya saja dengan potensi penurunan gas, masyarakat harusnya bisa memperoleh keringan melalui penurunan tarif listrik (
adjustment tariff)," kata dia di kantor pusat PLN, Jakarta, Jumat (22/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, meski harga minyak tengah mengalami tren pelemahan nyatanya harga LNG di beberapa pasar dunia tak ikut turun. Fabby menjelaskan, tak turunnya harga LNG disebabkan lantaran Jepang sebagai konsumen terbesar gas masih membutuhkan banyak jenis energi tersebut guna memproduksi listrik di negaranya.
Hal ini menyusul penonaktifan beberapa reaktor nuklir Jepang pasca bencana Tsunami yang sempat mengakibatkan kebocoran pada reaktor nuklir Fukushima.
Lantaran pemerintah Jepang berencana mengaktifkan kembali reaktor nuklir tahun ini, Fabby meyakini harga LNG di pasar komoditas Jepang akan turun dari saat ini di kisaran US$10 per juta
thermal british unit (MMBTU).
"Kita lihat saja. Tapi yang pasti penurunan ini akan menjadi faktor yang positif," katanya.
Transparansi Harga BBMSenada dengan Fabby, Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menilai pelemahan harga komoditas energi yang berlangsung dalam beberapa waktu ke belakang akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hanya saja kata dia, pemerintah harus cermat memanfaatkan momentum pelemahan harga komoditas guna mendukung ekonomi masyarakat di tengah ancaman menurunnya penerimaan negara.
Di samping ia juga meminta pemerintah transparan terkait penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilego masyarakat.
"Selain listrik, coba sekarang kita lihat. Ketika harga minyak turun kenapa pemerintah tidak juga menurunkan harga BBM? Kalau alasannya harga minyak yang sekarang itu dibeli tiga bulan yang lalu, ya buka saja semua komponen pembentuk harga. Berani tidak," tegas Faisal.
(gen)