Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menargetkan hingga paruh pertama tahun ini bisa menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (
power purchase agreement/PPA) untuk 37 proyek pembangkit listrik dengan kapasitas total 15.533 Megawatt (MW). Upaya tersebut dilakukan untuk mencapai target penyelesaian proyek pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu MW hingga 2019.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengungkapkan target tersebut tergolong besar. Pasalnya PPA yang ditandatangani PLN sepanjang tahun lalu hanya sebanyak 17.331 MW, baik yang menggunakan skema kerjasama dengan pihak swasta (
independent power producer/IPP) maupun yang dibangun sendiri oleh PLN dengan skema
Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
“Tahun lalu kami sudah tandatangan untuk 17 ribu MW. Target tahun ini lebih berat lagi, dalam setengah tahun kami targetkan untuk 15.500 MW,” tutur Nicke di kantor pusat PLN, Jakarta, Rabu (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nicke optimistis PLN bisa menandatangani target PPA hingga pertengahan tahun ini karena sebagian besar dari target sudah dalam proses pengadaan. Saat ini, PLN tengah dalam proses penandatangan untuk 19 proyek pembangkit listrik berkapasitas 8.368 MW.
“Sementara pengadaan yang baru ada 18 proyek dengan total kapasitas 7.165 MW,” ujarnya.
Batas WaktuSetelah PPA ditandatangani, PLN memberikan batas waktu selama enam bulan sampai perusahaan menyediakan dana atau tahap
financial closing. Jangka waktu tersebut lebih pendek dibandingkan jangka waktu sebelumnya yaitu satu tahun sejak PPA ditandatangani. Hal itu dilakukan untuk mempercepat proses pelaksanaan pembangunan proyek.
Sebagai realisasi proyek 35 ribu MW, PLN telah menyelesaikan proyek pembangunan satu unit pembangkit yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo berkapasitas 4x25 MW. Dalam tempo empat bulan sejak groundbreaking proyek, 19 September 2015, PLN telah mengoperasikan dua unit PLTG Gorontalo dengan kapasitas 2x25 mw. Sementara, dua unit lainnya ditargetkan bisa beroperasi akhir Februari 2016.
“Pembangunan PLTG Gorontalo cepat sekali, hanya dalam empat bulan,” ujar Nicke.
(gen)