Pertumbuhan Penjualan Listrik 2015 Terendah dalam 10 Tahun

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2016 06:49 WIB
Manajemen PT PLN (Persero) mencatat realisasi penjualan listrik selama 2015 mencapai 202 tera watt hour (tWH), hanya tumbuh sekitar 2,2 persen dari capaian 2014
Warga memeriksa meteran listrik, di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa, 20 Januari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT PLN (Persero) mencatat realisasi penjualan listrik selama 2015 mencapai 202 tera watt hour (tWH), hanya tumbuh sekitar 2,2 persen dari capaian 2014 pada angka 194 tWH atau di bawah target pertumbuhan manajemen sebesar 5 persen. Pertumbuhan penjualan ini disebut sebagai yang terendah dalam 10 tahun.

Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun mengungkapkan, melambatnya pertumbuhan angka penjualan listrik di sepanjang 2015 berasal dari melemahnya pertumbuhan beberapa sektor ekonomi Indonesia yang sejatinya merupakan calon pelanggan PLN.

"Bagi kami angka pertumbuhan ini cukup rendah. Bahkan paling rendah selama 10 tahun terakhir," ujar Benny saat ditemui di kantor pusat PLN, Jakarta Kamis (7/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusul rendahnya angka penjualan listrik di sepanjang 2015, Benny melanjutkan tahun ini pihaknya hanya berani memasang target angka pertumbuhan di level 6 persen ke angka 225 tWH.

Ia menambahkan, pelanggan sektor bisnis dan industri masih menjadi tumpuan dari peningkatan angka penjualan listrik.

"Kami berharap ekonomi Indonesia semakin baik. Selain itu kami juga meyakini diskon saat beban puncak yang berlaku 3 tahun diharapkan bisa mendongkrak penjualan listrik 2016," cetus Benny.

Mengacu tren penjualan listrik PLN, sepanjang 2015 pelanggan golongan bisnis tumbuh 5 sampai 6 persen. Sedangkan untuk pelanggan rumah tangga, pertumbuhannya relatif stabil pada angka 4 sampai 5 persen. Sedangkan untuk pelanggan golongan industri diketahui mengalami penurunan menyusul belum optimalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Hal ini karena mereka (industri) mengendalikan produksi dan pasarnya berkurang. Terutama yang berkurang itu industri baja, semen dan tekstil. Otomotif, makanan dan minuman juga," tandas Benny. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER