Harga Minyak Menguat Terbatas Berkat Stimulus Eropa & Jepang

Antara | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Jan 2016 07:58 WIB
Setelah bergerak di kisaran level US$28 per barel di awal pekan, harga minyak mentah dunia ditutup bergeser ke level US$32,19 per barel pada Jumat (22/1).
Kegiatan pengeboran di sektor hulu PT Pertamina (Persero). (Dok. Pertamina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam dua berturut-turut pada Kamis dan Jumat sore atau Sabtu waktu Indonesia di tengah reli ekuitas akibat stimulus tambahan dari Jepang dan zona euro.

Mengacu data perdagangan di New York Mercantile Exchange, Amerika Serikat untuk pengiriman Maret, harga minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak US$2,66 ke level US$32,19 barel.

Sementara harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, di London ditutup pada posisi US$32,18 per barel, melonjak 2,93 dolar AS (10 persen) dari penutupan Kamis (21/1).

Jika dikalkulasi, sepanjang Kamis dan Jumat terdapat gain sebesar 13,5 persen untuk WTI dan 15,4 persen untuk Brent menyusul penurunan harga minyak sejak satu minggu terakhir yang sempat menekan harga minyak ke level terendah dalam lebih dari 12 tahun pada Rabu.

Dari catatan sejumlah analis, ekuitas dan harga minyak mentah mulai rebound setelah Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan langkah-langkah stimulus lebih lanjut akan diambil pada Maret untuk meningkatkan ekonomi zona euro.

Begitu pun dengan bank sentral Jepang yang juga tengah mempertimbangkan langkah yang sama demi memperkuat optimisme atas potensi pertumbuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami telah melihat sebuah reli signifikan pertama akibat komentar dari Draghi dan pasar mengantisipasi paket stimulus ekonomi tambahan yang bertujuan mendorong permintaan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Ada Peluang
 
Pada kesempatan berbeda, analis Price Futures Group, Phil Flyn lebih optimistis seiring dengan diambilnya langkah stimulus bank sentral Eropa dan Jepang guna mendorong pertumbuhan ekonomi kawasannya.

"Kami mungkin tidak benar-benar keluar dari hutan tapi saya pikir kami melihat kepercayaan kembali."

"Saya tidak berpikir bahwa penurunan 30 persen yang kita lihat di awal tahun benar-benar dibenarkan secara fundamental, karena sebagian besar argumen 'bearish' yang tampak mendorong pasar turun telah dihargakan (dimasukkan dalam harga)," tambah Flyn.

Menurut Fyln, faktor yang dinilai turut menjadi katalis positif terhadap penaikan harga minyak dunia ialah masih tinggi jumlah permintaan dari China.

"Apa yang mendorong pasar turun adalah rasa takut. Ini ketakutan bahwa permintaan akan melambat lebih lanjut karena pelambatan di Tiongkok, tetapi jika Anda melihat angka permintaan di Tiongkok mereka belum melambat, impor mereka berada pada catatan tinggi," imbuhnya.

Akan tetapi, Lipow memprediksi pada kuartal pertama harga minyak masih akan sulit merangkak lantaran ekspor minyak mentah Iran kembali ke pasar setelah sanksi internasional dicabut akhir pekan lalu.

"Dikombinasikan dengan pemeliharaan kilang di sini (AS) dan di Eropa saya perkirakan bahwa persediaan minyak mentah akan terus meningkat selama beberapa bulan ke depan," pungkasnya.
(dim/dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER