Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini setelah mampu menguat 0,1 persen ke level 4.510 di tengah melemahnya bursa Asia kemarin.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menilai secara teknikal IHSG seakan terus mencoba mematahkan area tren pelemahan (
resistance bearish trend) setelah berhasil tutup di atas rerata pergerakan 50 hari (MA50).
Menurutnya, indikator
stochastic masih bergerak positif mendekati area jenuh beli (
overbought) meskipun momentum dari RSI yang terlihat tertahan pada area
middle oscillator. Indikator MACD, lanjutnya, terlihat positif di mana histogram kembali bergerak menuju area positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sehingga diperkirakan IHSG masih bergerak mencoba menguat dengan
range pergerakan 4.470-4.540,” ujarnya dalam riset, dikutip Rabu (27/1).
Lanjar menyatakan, kemarin bursa Asia terjatuh seiring kembali merosotnya harga minyak hingga dibawah level US$30 per barel setelah Arab saudi mempertahankan investasi dalam proyek minyak dan gas alam.
“Tekanan
capital outflow dan devaluasi yuan masih cukup besar sehingga beberapa fund manager masih melakukan
sell off atau memotong porsi ekuitas di Asia,” jelasnya.
Sementara, IHSG bergerak
mixed dengan ditutup menguat tipis 4,68 poin sebesar 0,1 persen ke level 4.510,47 dengan volume perdagangan yang relatif sepi. Ia menilai sektor konsumer yang naik 2,23 persen mampu mendorong IHSG hingga ditutup menguat tipis.
“Meskipun demikian seperti bursa Asia lain,
capital out flow di IHSG masih cukup terlihat deras dimana tercatat net sell investor asing sebesar Rp327,93 miliar,” katanya.
Ia menambahkan, bursa Eropa dibuka
gap down di hari kedua mengikuti bursa Asia. Saham produsen energi dan komoditas berbalik memimpin pelemahan. Sementara
capital outflow yang terjadi di China dan terjun kembalinya harga minyak menjadi faktor kekhawatiran investor pada bursa Eropa.
“Presiden ECB kembali mengisyaratkan tambahan stimulus guna meningkatkan kembali kepercayaan investor di awal tahun ini,” ujarnya.
Sentimen selanjutnya, kata Lanjar, investor akan terfokus pada data penjualan rumah dan pembahasan suku bunga di AS. Sementara dari Asia, data penjualan ritel dan
capital flow di Jepang akan menjadi penggerak.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan kembali tertekannya harga minyak memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar, termasuk terhadap IHSG kemarin.
Menurutnya pola pergerakan naik IHSG sedikit terhambat. Namun melihat dari pergerakan nilai tukar yang cukup stabil serta terkonsolidasi saat ini, maka rentang pergerakan dari IHSG memiliki potensi untuk bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.
“Mengingat kondisi perekonomian dalam negeri dapat dikatakan dalam kondisi stabil, IHSG saat ini sedang menguji
support 4.445, dengan target
resistance 4.560. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” katanya.
(gen)