Harga Minyak Kembali Amblas, IHSG Diprediksi Tertekan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 08:18 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tekanan setelah amblasnya harga minyak mentah dunia menyeret bursa saham global.
Pantulan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di ruang kaca Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tekanan setelah amblasnya harga minyak mentah dunia menyeret bursa saham global pada penutupan Senin lalu.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pasar saham global tadi malam kembali tertekan akibat harga minyak mentah yang kembali drop hingga 7,5 persen di US$ 29,77 per barel. Indeks saham seperti Eurostoxx di kawasan Euro koreksi 0,71 persen di 3.001,78. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 1,29 persen dan 1,56 persen di 15.885,22 dan 1.877,08.

“Saham-saham sektor energi menjadi penekan pasar saham global tadi malam,” ujarnya dalam riset, Selasa (26/1).
Menurutnya, selain faktor harga minyak mentah, pasar global saat ini juga tengah menanti kebijakan tingkat suku bunga AS atau Fed Fund Rate menyusul pertemuan The Fed pada pertengahan pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kembali tertekannya harga minyak mentah akan mempengaruhi perdagangan pada hari ini. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi cenderung tertekan di kisaran 4.470 hingga 4.525,” jelasnya.

Sementara ia menilai IHSG pada perdagangan awal pekan kemarin melanjutkan penguatan seiring rendahnya resiko pasar global dan kawasan. IHSG ditutup menguat hingga 49 poin (1,1 persen) di 4.505,788. Ini merupakan posisi penutupan IHSG tertinggi sepekan terakhir. Pada saat bersamaan indeks The MSCI Asia Pacific kemarin menguat 1,1 persen.

“Pelaku pasar merespon positif rencana sejumlah bank sentral utama dunia yang akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter,” katanya.

Ia menjelaskan, bank sentral Eropa (ECB) pekan lalu menjanjikan program stimulus lanjutan pada pertemuan Maret mendatang. Sementara bank sentral China (PBoC) diperkirakan akan kembali memotong tingkat bunganya.

“Dari domestik, resiko capital outflow terlihat rendah kemarin, setelah investor asing mencatatkan nilai pembelian bersih hingga Rp370 miliar setelah selama tiga pekan pertama Januari ini arus dana asing keluar dari pasar mencapai Rp3,9 triliun,” jelasnya.

Menurutnya pasar juga merespon positif keinginan Bank Indonesia (BI) untuk melanjutkan program pelonggaran likuiditas. Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang saham sektoral yang sensitif interest rate seperti saham sektor otomotif Astra International Tbk (ASII) dan sejumlah saham emiten perbankan.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Selasa (26/1) IHSG memiliki level support 4.393-4.409 dan resisten 4.450-4.452. Menurutnya laju IHSG bertahan di atas area target support 4.415-4.430 dan mampu melampaui area target resisten 4.465-4.487.

“Harga minyak yang kembali turun di level US$31 per barel menjadi sentimen negatif yang membuat sejumlah perdagangan bursa saham global dilanda aksi jual,” jelasnya.

Ia menilai volume masih menggambarkan pelaku pasar melakukan aksi beli, tetapi terdapat gap baru di area 4.456-4.465. Selain itu beberapa indikator teknikal beranjak dari oversold area dan membentuk golden cross, serta asing yang kini mulai melakukan aksi nett buy.

“Kami memperkirakan IHSG pada perdagangan hari ini dapat menguat terbatas. Namun demikian, hati-hati jika IHSG terpengaruh laju bursa saham global yang melemah dan menjemput gap-nya terlebih dahulu. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER