Harga Minyak Merangkak Naik, IHSG Diprediksi Menguat

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 07:38 WIB
Pada Jumat (22/1), harga minyak WTI untuk pengiriman Maret naik 9,01 persen ke level US$32,9, sedangkan harga minyak Brent naik 10,02 persen menjadi US$32,18.
Pembukaan perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016. (CNN INdonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat dalam perdagangan awal pekan ini setelah harga minyak mentah dunia mulai mengalami penguatan dan turut mendorong pergerakan bursa dunia.

Untuk diketahui, dalam perdagangan Jumat (22/1), harga minyak WTI untuk pengiriman Maret tercatat meningkat 9,01 persen ke angka US$32,9 per barel. Sementara, harga minyak Brent untuk pengiriman Maret menanjak 10,02 persen ke level US$32,18 per barel.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pada perdagangan Senin (25/1) memiliki level support 4.415-4.430 dan resisten 4.465-4.487. Menurutnya laju IHSG telah bertahan di atas area target support 4.393-4.409 dan mampu melampaui area target resisten 4.450-4.452.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mulai adanya peningkatan volume beli memberikan sentimen positif bagi laju IHSG. Tentunya kami berharap mulai adanya peningkatan volume beli tersebut dapat berlanjut dan diiringi dengan masih adanya sentimen positif, terutama dari kondisi global dimana laju harga minyak masih bertahan dalam tren kenaikannya,” ujarnya dalam riset, dikutip Minggu (24/1).

Ia menambahkan, tertutupnya utang gap IHSG di area 4.409-4.429 pun diharapkan dapat menjadi momentum bagi berlanjutnya kenaikan. Meski demikian, ia menilai investor sebaiknya tetap mencermati sentimen yang ada pada laju IHSG.

Dalam perdagangan sebelumnya, ia menilai laju IHSG di akhir pekan mampu berbalik menguat. Hal itu seiring dengan mulai adanya aksi beli setelah pelaku pasar merespon positif mulai adanya rebound pada harga minyak mentah dunia.

“Sentimen global ini membuat sejumlah laju bursa saham global mengalami rebound dan berimbas terutama pada IHSG. Sehari sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat mampu mengalami pembalikan arah naik seiring mulai naiknya harga minyak mentah dunia,” katanya.

Lebih lanjut, menurutnya sentimen positif juga datang dari benua Eropa dimana Presiden bank sentral Eropa, Mario Draghi, yang mengemukakan masih diperlukannya stimulus untuk pemulihan ekonomi Zona Euro.

“Selain itu, laju rupiah yang ikut terimbas positif dari sentimen gobal tersebut turut direspon baik oleh para pelaku pasar sehingga mampu memberikan dampak positif pada IHSG,” ujarnya.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan pola pergerakan IHSG masih berada  dalam fase konsolidasi. Menurutnya arus dana keluar (capital outflow) masih terus berlangsung, dan masih menjadi pemberat pergerakan IHSG.

“Namun rebound-nya harga komoditas minyak yang ditunjang penguatan rupiah memberikan sentimen positif tersendiri sehingga dapat menopang IHSG,” katanya.

Demikian juga, lanjut William, dengan ditutupnya bursa saham AS pada akhir pekan kemarin yang mulai menguat di atas 16.000, akan memberikan hembusan positif kepada pergerakan IHSG.

“Saat ini support 4.406 sedang terus diuji, target resistance berada pada level 4.491 wajib digapai untuk mempertahankan pola pergerakan IHSG. IHSG berpotensi melanjutkan penguatan,” katanya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER