Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengaku siap mengucurkan dana pinjaman kepada konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertambangan untuk memboyong 10,64 persen saham PT Freeport Indonesia yang ditawarkan US$1,7 miliar.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan kepada CNNIndonesia.com bahwa perseroan siap mengucurkan dana pinjaman jika nantinya skema akuisisi saham Freeport Indonesia oleh konsorsium BUMN tambang disetujui.
Asal tahu saja, sebelumnya PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengajukan skema pencaplokan 10,64 persen saham divestasi Freeport Indonesia melalui pembentukan konsorsium (special purpose vehicle/SPV) BUMN sektor tambang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam skema awal, konsorsium BUMN pertambangan yang dipimpin Antam bakal menyediakan dana US$510 juta. Sementara, pemerintah mencari investment bank untuk menyediakan pinjaman US$1,19 miliar yang akan dicicil pelunasannya dengan dividen Freeport setiap tahun.
“Kalau jadi ya kami siap saja. Tapi kayaknya kami harus ngobrol dulu nih sama Antam,” ujar Budi ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (27/1).
Budi menjelaskan, perseroan siap menggunakan dana sisa pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menyalurkan kepada konsorsium BUMN sektor tambang. Dengan asumsi dibagi rata 3-4 bank, Budi menilai hal itu tidak masalah.
“Kemarin kan dapat pinjaman dari CDB masing-masing bank US$1 miliar. Jadi kalau kalau misalnya dibagi tiga bank juga bisa lah kami,” jelasnya.
Dengan asumsi pinjaman senilai US$1,19 miliar tersebut dibagi rata tiga bank, maka Bank Mandiri harus merogoh kocek hingga US$400 juta atau setara dengan Rp5,56 triliun dengan asumsi kurs Rp13.900 per dolar AS.
Untuk diketahui, sebelumnya Bank Mandiri telah menarik fasilitas pinjaman dari CDB senilai US$880 juta, dari total komitmen US$1 miliar.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan pinjaman valas tersebut ditarik sebagian untuk membiayai proyek-proyek yang sudah masuk dalam daftar tunggu pencairan. Hal itu terkait pula dengan pengajuan pencairan kredit yang diajukan sejumlah debitur yang terkait dengan proyek-proyek infrastruktur.
“Yang sudah diambil US$ 880 juta dolar as of today. Proyeknya kebanyakan infrastruktur. US$ 880 juta dolar itu kita penarikan fasilitas pinjaman CDB, dari komitmen US$ 1 miliar,” jelas Rohan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (18/12).
Di sisi lain, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai skema pembelian saham divestasi Freeport Indonesia.
“Belum ada ya. Belum tahu saya skemanya,” ujarnya singkat.
(gir)