Paket Kebijakan Ekonomi IX Dinilai Bakal Tekan Inflasi

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2016 11:16 WIB
Paket ekonomi pemerintah tersebut dinilai membidik momentum pertumbuhan dan pada saat yang sama mengelola tekanan inflasi melalui perbaikan logistik.
Ilustrasi pedagang ayam potong. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai Paket Kebijakan Ekonomi IX yang diluncurkan pemerintah Joko Widodo kemarin bakal berkontribusi untuk menekan inflasi kendati membutuhkan waktu yang lama.

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan pihaknya meyakini paket ekonomi pemerintah tersebut membidik momentum pertumbuhan dan pada saat yang sama mengelola tekanan inflasi melalui perbaikan logistik.

“Pengembangan pemerintah pada infrastruktur listrik dan efisiensi beban logistik adalah beberapa dari faktor kunci untuk menjaga iklim investasi yang sehat,” ujarnya dalam riset, Kamis (28/1)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, ia menilai impor sapi dan penurunan beban logistik diprediksi dapat meringankan tekanan inflasi ke depannya. Ia menyatakan waktu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan Tanjung Priok selama 4,7 hari setelah program pengurangan ditetapkan presiden dari sebelumnya 6,3 hari pada 2015 dan 8 hari pada 2014.

“Meskipun demikian, implementasi dari paket tersebut harus dicermati ke depannya. Di samping impor sapi, pembangunan infrastruktur listrik dan usaha untuk menurunkan beban logistik akan membutuhkan waktu sehingga berdampak pada ekonomi,” katanya.

Seperti diketahui, Paket Kebijakan Ekonomi IX dibagi ke dalam beberapa sektor, yaitu listrik, daging sapi, dan logistik. Pengembangan infrastruktur listrik akan dipercepat menjadi 8,8 persen per tahun untuk meningkatkan elektrifikasi rasio dari 87,5 persen menjadi 97,2 persen pada 2019.

Untuk melakukan itu, pemerintah akan menerbitkan peraturan yang mendukung akuisisi lahan untuk bangunan transmisi dan kecenderungan untuk menyuntik tambahan modal pemerintah ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pada daging sapi, pemerintah akan membolehkan impor sapi dari beberapa negara yang lebih luas cakupannya untuk menutup kekurangan dan selisih dari permintaan 674.700 ton dan suplai 439.500 ton.

Yang terakhir, sektor logistik akan dideregulasi dengan harapan pada kenaikan efisiensi. Langkah yang diambil adalah menetapkan standar jasa pos komersial dan publik, pemangkasan lead time pelabuhan dengan single billing dan electronic systems.

Sebagai tambahan, pemerintah akan menyinergikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) dan mendorong penggunaan rupiah di aktivitas transportasi dan pergudangan. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER