Adaro Tahan Produksi 2015 Akibat Pasar Kebanjiran Batu Bara

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2016 09:12 WIB
Dengan pertimbangan bisnis batu bara masih akan lesu tahun ini, manajemen Adaro memasang target produksi stagnan di kisaran 52-54 juta ton sepanjang 2016.
Dengan pertimbangan bisnis batu bara masih akan lesu tahun ini, manajemen Adaro memasang target produksi stagnan di kisaran 52-54 juta ton sepanjang 2016. (Dok. Adaro)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk menahan laju produksi sepanjang 2015 lalu, akibat pasokan batubara yang membanjiri pasar. Perusahaan besutan Garibaldi Thohir tersebut tercatat memproduksi batubara sebanyak 51,46 juta ton (MT) atau turun 8 persen dibandingkan realisasi produksi 2014 sebanyak 55 MT.

Corporate Communication Division Head Adaro Energy Febriati Nadira mengakui bahwa realisasi produksi tahun lalu juga lebih rendah dibandingkan target panduan produksi 2015 yang dipatok di angka 52 MT sampai 54 MT.

“Hal ini akibat kelebihan pasokan yang berlimpah di pasar batubara dan melemahnya pertumbuhan permintaan di negara-negara utama pengonsumsi batubara,” kata Febriati, dikutip Senin (1/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lesunya permintaan batubara tersebut berimbas pada berkurangnya jumlah batubara yang berhasil dijual Adaro sebesar 7 persen menjadi 53,11 MT dibandingkan penjualan 2014.

Perempuan yang kerap disapa Ira tersebut mengatakan, sepanjang tahun lalu batubara berkalori rendah masih lumayan diminati oleh perusahaan-perusahaan konsumen asal China dan India. Sementara batubara dengan kandungan kalori lebih tinggi, penjualannya banyak berkurang.

“Negara lain seperti Australia, Rusia, dan Afrika Selatan yang menikmati keuntungan dari depresiasi nilai tukarnya terhadap dolar Amerika terus meningkatkan produksi pada 2015. Hal ini ditambahdengan ketidakpastian dan pelemahan permintaan negara pengonsumsi batubara utama menyebabkan kelebihan pasokan masih berlanjut,” kata Ira.

Target 2016

Manajemen Adaro menurutnya memperkirakan dalam jangka pendek bisnis batubara akan tetap sulit. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk tidak terlalu agresif dalam menetapkan target produksi 2016.

“Target produksi 2016 tetap sama dibandingkan tahun lalu, yaitu di rentang 52 MT sampai 54 MT. Biaya kas untuk memproduksi per ton batubara juga diperkirakan akan terus menurun menjadi US$26 per ton sampai US$28 per ton karena harga minyak terus melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71x,” katanya.

Untuk dapat mencapai target tersebut, Ira menyebut perusahaannya mengalokasikan belanja modal sebesar US$75 juta sampai US$100 juta.

Sementara Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Ebitda) 2016 dipatok sebesar US$450 juta sampai US$700 juta. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target Ebitda 2015 sebesar US$550 juta hingga US$800 juta.

“Perusahaan akan terus melaksanakan langkah-langkah efisiensi di semua lini operasi Grup, meningkatkan produktivitas, menjaga kas dan berhati-hati dalam pengeluaran modal,” kata Ira. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER