Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2016 telah terjadi inflasi sebesar 0,51 persen. BPS juga mencatat inflasi komponen inti sebesar 0,29 persen, dan inflasi komponen inti tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,62 persen.
Dari 82 kota yang disurvei BPS, sebanyak 75 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi dengan angka tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,82 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,02 persen. Sementara terjadi deflasi tertinggi di Gorontalo sebesar 0,58 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, penyumbang inflasi Januari 2016 terbesar yakni dari kelompok bahan makanan, dengan andil sebesar 0,46 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan makanan yang mendorong inflasi yakni daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras, dan daging sapi," jelasnya dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (1/2).
Kelompok lain yang mendorong inflasi yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar dengan andil 0,13 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil sebesar 0,09 persen; kelompok sandang dengan andil 0,02 persen; kelompok kesehatan dengan andil 0,01 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil 0,01 persen.
"Yang mendorong ke bawah adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil sebesar minus 0,21 persen," kata Suryamin
Prediksi MelesetRealisasi inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen, meleset jauh dari perkiraan Bank Indonesia (BI) sebelumnya sebesar 0,75 persen. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo, pekan lalu mengatakan pendorong inflasi Januari 2016 adalah tingginya harga cabai, bawang merah, daging ayam, dan telur ayam.
“Harga-harga ini yang memberikan tekanan. 0,75 persen itu termasuk cukup tinggi. Kami mendengar pemerintah sudah melakukan koordinasi untuk mengendalikan itu,” kata Agus.
Menurut Agus, angka inflasi seharusnya bisa lebih tinggi seandainya pemerintah tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal Januari 2016.
“Penurunan harga BBM ada manfaatnya, jadi kami pikir inflasi tidak akan 1 persen di Januari,” jelasnya.
Meskipun 2016 diawali dengan angka inflasi yang tinggi, namun mantan Menteri Keuangan meyakini sampai akhir tahun nanti inflasi Indonesia masih sesuai target BI 4 plus minus 1 persen.
(gen)