Tips Tekan Inflasi Versi Menkeu: Cabut Semua Subsidi BBM

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2015 11:50 WIB
Sampai saat ini pemerintah masih memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter untuk bahan bakar minyak jenis solar.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memasuki mobil seusai memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/5). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena naiknya harga barang atau jasa yang menjadi pendorong inflasi, menjadi masalah serius di Indonesia. Bahkan pada masa-masa tertentu harga barang yang naik mampu melemahkan daya beli masyarakat seperti misalnya menjelang perayaan hari raya keagamaan atau menjelang pengumuman naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro berpendapat sudah bukan zamannya, inflasi menjadi masalah utama dalam perekonomian suatu negara.

“Bagi negara Malaysia, Thailand, atau Filipina inflasi itu bukan lagi issue. Kita masih sibuk dengan memperhatikan inflasi dari bulan ke bulan, tahun ke tahun," kata Bambang dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu (13/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang mencontohkan di Filipina, angka inflasi di negara tersebut cenderung stabil di kisaran 2-3 persen setiap tahun karena harga barang dan jasa di negara tersebut cenderung stabil dan bisa dikontrol.

"Karena mereka sudah tidak subsidi BBM, karena mereka sudah ikut harga pasar. Jadi masyarakat di sana sudah terbiasa dengan harga BBM yang naik turun," katanya.

Menurutnya masalah subsidi BBM tidak bisa dilihat hanya dari segi fiskal anggaran yang lebih longgar. "Yang paling penting adalah kita reformasi struktural yang lebih sehat dan fundamental," katanya.

Cara Kedua

Selain mempermasalahkan masih diberikannya subsidi untuk BBM, Bambang juga memiliki tips lain yang lebih mungkin dilakukan pemerintah ketimbang harus mencabut subsidi BBM tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Salah satunya adalah mengatur harga bahan pangan (volatile food). Jika pasokan bahan pangan bisa dikendalikan maka dipastikan harga akan menjadi stabil.

"Bulog atau siapapun produksi pertanian dan produksi beras cukup, saya yakin tidak ada isu lagi food volatitlity. Sebenarnya mudah mengatur inflasi. Tinggal kita mau atau tidak membongkar simpul satu per satu yang membuat inflasi tinggi," katanya.

Namun ia yakin pemerintah bisa menjaga angka inflasi tetap di bawah 5 persen sesuai dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.

"Tahun ini inflasi bisa dijaga di bawah 5 persen tapi dijaga sustainability nya dan jika makin lama inflasi ditekan maka akan semakin rendah," kata Bambang. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER