Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan menghidupkan kembali hubungan kerjasama dengan Iran, mulai dari sektor energi, industri pupuk, hingga perbankan.
Selain itu, Indonesia-Iran juga akan bermitra pada proyek-proyek pemanfaatan sumber energi tenaga air (hidro) dan manufaktur permesinan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, yang merupakan penanggungjawab kerjasama Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, mengatakan semua itu merupakan bagian dari beberapa klausul yang akan dimasukkan dalam draf kerjasama bilateral dengan pemerintah Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kata Sudirman, pemerintah kedua negara telah menyepakati kerja sama jual-beli minyak mentah, kondensat dan produk elpiji. Namun terhenti karena negara penghasil minyak terbesar kedua di dunia itu terkena sanksi embargo.
"Kemarin sudah mulai tapi karena embargo, kemudian sempat tidak aktif dan ini mau diaktifkan lagi. Insyaallah dalam dua sampai tiga minggu ke depan kami akan ke Iran," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Selasa (24/2).
Di sektor perbankan, Menteri ESDM mengatakan Indonesia juga akan menjajaki peluang kerjasama untuk menghadirkan bank-bank pelat merah di Iran. Upaya ini dilakukan guna mengakomodir transaksi yang akan dibuat oleh kedua negara.
"Presiden sudah memberikan arahan supaya BI (Bank Indonesia) bersiap-siap bersama bank BUMN masuk ke sana," jelasnya.
Incar Megaproyek KilangPada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (migas) IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan pemerintah Indonesia dan Iran juga akan mengakselerasikan kerjasama di sektor hulu migas. Kesepakatan itu merupakan hasil dari pembahsan lanjutan pembahasan kerjasama di Bogor, Selasa (23/2).
Dalam pembahasan tersebut, jelasnya, pemerintah Iran menawarkan sedikitnya 29 wilayah kerja migas di negaranya untuk dikelola perusahaan migas Indonesia.
"Selain Pertamina, yang akan Kami dorong untuk masuk ke sana itu Saka Energi dan Medco. Tapi prioritas tetap Pertamina," tutur Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah Iran mengaku tertarik dengan proyek pembangunan kilang pengolahan minyak mentah berskema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) di Aceh, Indonesia.
"Mereka komitmen dalam proyek tersebut juga akan membangun (pabrik) petrochemical dengan total nilai investasi US$14 miliar. Rencanaya groundbreaking tahun depan," imbuh Wiratmaja.