Pemerintah Jaring Rencana Investasi Rp60 Triliun dari Jepang

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2016 01:27 WIB
Yang menarik, minat investasi yang muncul tidak lagi didominasi oleh sektor-sektor tradisional investor Jepang seperti sektor otomotif dan elektronik.
Logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir telah menjaring rencana investasi dari Jepang sebesar US$4,48 miliar atau setara Rp60,5 triliun dengan kurs Rp13.500 per dolar AS, dari kegiatan pemasaran investasi yang dilakukan pekan lalu.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan nilai tersebut terdiri atas minat untuk melakukan perluasan investasi sebesar US$40 juta, minat investasi baru sebesar US$1,725 miliar dan komitmen investasi yang ditandai dengan telah memiliki izin prinsip (IP) sebesar US$2,719 miliar.

Ia menjelaskan, dalam kegiatan roadshow pemasaran investasi di Jepang yang dilaksanakan 25-28 Januari tersebut, BKPM secara berturut-turut telah melakukan promosi investasi ke empat prefektur yaitu Aichi (Nagoya), Okayama, Tokyo dan Saitama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk meyakinkan calon investor potensial serta bertemu dengan investor existing dan menyelesaikan beberapa persoalan yang mereka hadapi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (2/2).

Franky mengungkapkan bahwa hal yang menarik untuk dicermati adalah minat investasi yang muncul tersebut tidak lagi didominasi oleh sektor-sektor tradisional investor Jepang seperti sektor otomotif dan elektronik.

“Terutama di sektor properti dan pembangunan terminal di bandara NTB, diharapkan diversifikasi melalui sektor-sektor baru ini akan terus berlanjut,” jelasnya.

Rinciannya, lanjut Franky, dari total minat investasi yang terkait dengan perluasan investasi perusahaan Jepang yang ada di Indonesia sebesar US$40 juta datang dari bidang industri isolasi tahan panas.

Sementara minat investasi baru sebesar US$1,725 miliar terdiri dari minat investasi di bidang moda transportasi massal (US$1,1 miliar), pembangunan pembangkit listrik (US$400 juta), pembangunan terminal bandara (US$200 juta), pembangunan jalur pipa gas (US$20 juta), industri bahan bangunan (US$3 juta), dan industri mesin pertanian dan komponennya (US$2 juta).

Selain itu juga terdapat juga komitmen investasi yang sudah memperoleh Izin Prinsip dari BKPM sebesar US$2,719 miliar yang terdiri dari pembangunan pembangkit listrik (US$2,7 miliar), pembangunan dan pengembangan property/real estate (US$10 juta), dan industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih (US$9,2 juta).

“Mayoritas dari minat dan komitmen investasi tersebut berlokasi di Pulau Jawa. Selain itu ada beberapa minat investasi di bidang pembangkit listrik di Provinsi Sumatera Utara dan di bidang pembangunan terminal di Nusa Tenggara Barat ,” lanjutnya.

BKPM mencatat, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$2,87 Milyar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor Otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.

Sementara untuk komitmen investasi Jepang di tahun 2015, nilainya mencapai US$8,1 miliar atau meningkat 95 persen dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi.

Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar USD 22,2 miliar atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi US$16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi US$4,8 miliar. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER