Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha nasional pesimistis sektor pertambangan akan membaik di kuartal I tahun ini. Hal itu terlihat dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal IV 2015 lalu, di mana responden utamanya adalah 4.541 pimpinan perusahaan berukuran sedang dan besar.
Di dalam survei tersebut, terlihat nilai ITB sektor ini sebesar 92,03 atau di bawah basis angka 100. Jika indeks di bawah angka 100, maka responden tidak yakin kondisi bisnis pertambangan akan membaik di kuartal I 2016.
Kepala BPS Suryamin mengatakan pengusaha sangat pesimistis karena khawatir permintaan dari luar negeri akan berkurang seiring belum membaiknya perekonomian di negara-negara mitra dagang Indonesia. Karena dari empat indikator ITB, indikator permintaan dari luar negeri memiliki indeks paling kecil, yaitu di angka 86,32.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan indikator lain seperti permintaan dari dalam negeri, harga jual produk, dan permintaan sebagai bahan baku (
input) memiliki indeks di atas 90.
"Sebetulnya ketidakyakinan ini berlanjut sejak tahun lalu di mana ekspor barang hasil tambang terus turun. Apalagi harga komoditas ini tak kunjung membaik," ujar Suryamin di Jakarta, Jumat (5/2).
Ia merujuk pada data ekspor milik instansinya, di mana ekspor hasil tambang 2015 turun 14,99 persen dibanding tahun sebelumnya. Apalagi, pertumbuhan sektor pertambangan di tahun lalu tercatat turun secara harga konstan sebesar 5,08 persen dari Rp796,7 triliun pada 2014 ke angka Rp756,2 triliun.
"Melihat hal ini, sepertinya para pengusaha pertambangan bisa melihat peluang di industri pengolahan dalam negeri (
smelter). Kami kira nanti peruntukkan hasil pertambangan akan mengarah ke situ," ujarnya.
Pertanian, Kehutanan, PerikananKendati sektor pertambangan dipandang masih negatif, namun pelaku usaha justru melihat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebagai sektor yang akan membaik di kuartal I 2016. Hal itu terlihat dari ITB yang sebesar 110, di mana indeks sektor itu memiliki nilai tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
"Mereka optimistis karena permintaan tanaman non-pangan akan meningkat, apalagi kuartal pertama sudah masuk masa panen," tutur Suryamin.
Padahal, tambahnya, pelaku usaha sempat pesimistis dengan kondisi sektor pertanian di kuartal IV tahun lalu dengan nilai ITB 90,18 pada periode tersebut. Pada saat itu, jelasnya, pelaku usaha masih khawatir dengan ancaman El Nino dan kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan.
"Namun mereka tidak melihat hal itu di kuartal I tahun ini, mereka cukup optimistis dengan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Selain itu, mereka juga melihat produksi perikanan akan membaik di kuartal I," ujarnya.
Secara keseluruhan, nilai ITB pada kuartal I 2016 tercatat sebesar 104,28, di mana seluruh responden menganggap kondisi bisnis akan terus membaik secara umum. Namun, keyakinan pelaku usaha ini menurun dibanding kuartal IV 2015 terlihat dari angka ITB periode tersebut sebesar 105,22.
(gen)