Jakarta, CNN Indonesia -- Ketakutan terus menghantui Wall Street. Situasi pasar saham yang mengerikan sejak awal 2016 berubah lebih buruk lagi pada perdagangan Senin, dengan anjloknya indeks Dow Jones hingga 178 poin atau 1,1 persen dan indeks S&P 500 melemah 1,4 persen.
Seperti dikutip dari
CNNMoney, indeks Nasdaq jatuh 1,8 persen dan semakin dekat untuk tenggelam ke dalam pasar yang lesu pertama kali sejak sebelumnya dipicu oleh krisis keuangan. Indeks tersebut sekarang telah amblas 14,5 persen pada tahun ini.
"Ini hanya salah satu hentakan aksi jual," kata Art Hogan, kepala strategi pasar Wunderlich Securities.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar baiknya adalah bahwa pasar memang membuat peningkatan besar dari tingkat terburuk hari itu. Pasalnya, pada satu titik Dow Jones sempat turun hingga 401 poin dan Nasdaq sempat amblas sampai 3,4 persen.
"Ada terlalu banyak ketakutan dan terlalu sedikit keserakahan sekarang," kata David Kelly, kepala strategi global JPMorgan Funds.
Wall Street sekali lagi dihantui oleh pelemahan harga minyak. Pasalnya harga minyak turun 3 persen dan kembali berada di bawah US$30 per barel.
Minyak murah sebenarnya baik bagi konsumen, tetapi kejatuhan harga yang dramatis terus memperingatkan investor yang takut bahwa hal itu adalah sinyal bahwa terdapat sesuatu yang tidak benar tentang kesehatan ekonomi secara lebih luas.
Saham energi terus longsor, dengan Transocean (RIG) amblas 7 persen dan Baker Hughes (BHI) anjlok hampir 5 persen. Namun kerugian tersebut masih jauh dibandingkan dengan saham Chesapeake Energy (CHK), raksasa energi, yang longsor sebanyak 51 persen di tengah kekhawatiran kebangkrutan.
Chesapeake membantah rencana untuk mengajukan kebangkrutan pada saat ini, namun sahamnya masih ditutup turun 33 persen pada hari itu.
Pasar juga membunyikan alarm tentang bank-bank Eropa. Pasar saham di Eropa terus merosot, dengan DAX Jerman dan CAC 40 Prancis melemah lebih dari 3 persen masing-masing.
Bespoke Investment Group mencatat kekhawatiran pasar atas solvabilitas, profitabilitas, likuiditas dan stabilitas dari sistem perbankan Eropa. Perusahaan menunjuk kenaikan besar dalam biaya untuk menjamin utang bank Eropa.
Ini adalah "jenis tindakan penilaian harga berlebihan yang terasa seperti krisis, bahkan tidak ada bukti konkret bahwa salah satunya sedang terjadi," tulis Bespoke.
Beberapa saham di Nasdaq yang tak ada hubungannya dengan harga minyak atau bank-bank Eropa juga ikut melemah. Saham Tesla (TSLA) dan Amazon (AMZN, Tech30) turun lagi pada hari Senin, melanjutkan pelemahan 2016 mereka yang melambangkan berkurangnya nafsu makan investor untuk risiko.
Nasdaq sekarang turun lebih dari 18 persen dari seluruh waktu di level puncak intraday, dan berada di dekat tebing pasar yang lesu. Sebuah pasar yang lesu menunjukkan penurunan 20 persen dari level tertinggi sebelumnya.
"Saham teknologi adalah mesin ATM. Di mana semua orang membuat sebagian besar keuntungan. Tetapi semakin lebih besar mereka, semakin keras mereka jatuh," kata Michael Block, kepala strategi pasar Rhino Trading.
Salah satunya titik terang tahun ini adalah emas, yang cenderung naik selama masa ketakutan. Harga emas telah melonjak 12 persen tahun ini, termasuk lonjakan 3 persen pada hari Senin untuk US$1.198 per ounce. Hari itu adalah hari terbaik emas sejak Desember 2014.