Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah cadangan devisa (cadev) Indonesia yang tersimpan di Bank Indonesia (BI) sampai akhir Januari 2016 tercatat turun US$3,8 miliar menjadi US$102,1 miliar, dari posisi sebelumnya pada Desember 2015 sebesar US$105,9 miliar.
Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat menjelaskan, penurunan cadev tersebut disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, termasuk pembayaran pokok dan bunga global bond yang jatuh tempo.
“Posisi cadangan devisa per akhir Januari 2016 tersebut, lanjutnya, masih cukup untuk membiayai 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” kata Arbonas, dikutip Kamis (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BI memastikan cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Pada akhir tahun lalu, BI berhasil mencatat peningkatan jumlah cadev sebesar US$5,7 miliar. Tambahan tersebut menjadikan cadev sampai akhir tahun lalu sebesar US$105,9 miliar, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 US$100,2 miliar.
BI menyebut peningkatan cadev tersebut berasal dari penarikan pinjaman luar negeri Pemerintah, penerimaan hasil ekspor migas, dan penerbitan surat utang berdenominasi dolar Amerika (
global bonds) pada akhir tahun oleh pemerintah.
Sebagai informasi, pemerintah telah menerbitkan global bonds senilai US$3,5 miliar pada awal Desember lalu dalam rangka membiayai kebutuhan pembiayaan di awal tahun 2016 (
prefunding). Tercatat total utang yang telah ditarik selama akhir tahun dalam rangka
prefunding mencapai Rp63,48 triliun.