Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tekanan jual dari aksi ambil untung (
profit taking) karena dinilai telah memasuki area jenuh beli (
overbought) ditambah minimnya sentimen positif.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Kamis (11/2) IHSG memiliki support di level 4.675–4.683 dan resisten 4.773-4.779. Menurutnya laju IHSG di atas area target support 4.761–4.764. dan belum mampu mendekati target resisten kami di 4.855-4.868.
“Penguatan rupiah hingga 1,6 persen kemarin membuat IHSG dilanda sentimen positif, namun posisi IHSG masih berada area
overbought-nya,” kata Reza dalam riset, Kamis (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya pasca utang gap 4.596-4.607 terbentuk, pada penguatan di akhir pekan lalu IHSG pun kembali membentuk utang gap di 4.669-4.673 sehingga akan rawan
profit taking bila sentimen yang ada nantinya tidak kondusif dan dimanfaatkan untuk melanjutkan aksi jual.
“Posisi IHSG yang berada di area
overbought dapat membuat IHSG rawan untuk kembali testing support. Tetap cermati sentimen yang ada,” ujarnya.
Dalam perdagangan sebelumnya, Reza menyatakan, IHSG kembali melanjutkan pelemahannya kendati sempat berada di zona positif. Menurutnya pelaku pasar terlihat masih enggan untuk melakukan aksi beli mengingat IHSG mencoba testing support di area 4.700.
“Di satu sisi, investor asing masih terlihat melakukan aksi
net sell (jual bersih) tipis dengan koreksi yang tergolong wajar. Di sisi lainnya, harga minyak yang kembali mulai merangkak naik diharapkan dapat menjadi sentimen positif terhadap penguatan indeks pada perdagangan hari ini,” katanya.
Ia menilai pelaku pasar terlihat masih fokus terhadap pergerakan bursa saham Asia lainnya. Menurut Reza kembali melemahnya indeks Nikkei kemarin juga memberikan kontribusi terhadap keputusan yang akan diambil pelaku pasar.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan bursa Asia kembali ditutup mayoritas melemah. Sehingga volatilitas pasar seakan membantu memperkuat nilai tukar Yen. Beberapa data Jepang masih keluar tidak cukup baik disamping kekhawatiran melambatnya eksport pasca penguatan yen.
“Data terakhir yakni Domestic Corporate Goods Price Index (MoM) yang melambat jauh dibawah ekspetasi,” jelasnya.
Lanjar menilai, jika dilihat dari pergerakan teknikal, maka IHSG mengkonfirmasi pola negatif yang sebelumnya terbentuk dengan menguji support. Indikator stochastic terlihat terkonsolidasi dengan potensi
dead-cross pada
bearish momentum RSI yang mulai meninggalkan area overbought.
“Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed tertahan dengan range pergerakan 4.700-4.780,” ucapnya.
(gir/gir)