Rusia: Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik Tak Transparan

Antara | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Feb 2016 12:52 WIB
Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik dinilai tak terbuka lantaran kesepakatan yang dibuat tak diketahui oleh negara lain yang bukan anggota.
Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menilai program kerjasama perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang disepakati 12 negara anggota tidak transparan.

Sebab, kesepakatan yang dibuat oleh ke-12 negara anggota tidak diketahui oleh negara lain yang bukan anggota.

"Mereka tidak terbuka. Tidak ada yang mengetahui isi perjanjian kerja sama ini karena selain jenis kesepakatan multilateral, kesepakatan ini juga mencakup beberapa perjanjian dagang antara 12 negara anggota yang ketentuannya tidak diketahui oleh negara lainnya," ujar Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin di Jakarta, Jumat (12/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, sejak diinisiasi pada 2015 lalu perjanjian TPP diikuti oleh 12 negara meliputi: Singapura, Selandia Baru, Cile, Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Peru, Kanada, Meksiko, Malaysia, Jepang, Vietnam, dan Australia.

Di mana negara-negara tadi secara terakumulasi mewakili dari 40 persen perekonomian dunia.


Sebagai negara yang mendukung sistem perdagangan global yang transparan dengan basis peraturan yang terbuka, Guluzin bilang Rusia sendiri menegaskan tak berminat untuk bergabung ke dalam TPP.

Sebaliknya, saat ini Rusia tengah aktif mempromosikan struktur integrasi ekonomi yang luas dan inklusif melalui Uni Ekonomi Eurasia (EEU) dan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

"Lebih baik menciptakan struktur integrasi ekonomi luas dan inklusif daripada membangun blok ekonomi sempit yang hanya beranggotakan beberapa negara dengan standar yang ditentukan satu negara saja, seperti TPP," kata Galuzin.

Menyadari bahwa Asia Pasifik merupakan penggerak ekonomi dunia yang paling berpengaruh saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengajukan ide kerja sama ekonomi antarkawasan antara EEU, SCO, dan ASEAN.

"Kami berharap isu ini akan menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rusia-ASEAN yang akan diselenggarakan di Sochi, Rusia, pada Mei 2016," ujar Galuzin.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sendiri telah mengonfirmasi kehadirannya dalam KTT yang diselenggarakan untuk memperingati 20 tahun dialog kemitraan Rusia dengan ASEAN tersebut. (dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER