Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan diskon bea masuk impor mobil utuh (Completely Build-Up Unit/CBU) asal Jepang menjadi 5 persen dari sebelumnya 20 persen yang seharusnya berlaku tahun ini untuk ditunda. Padahal hal tersebut telah masuk dalam kesepakatan Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang diteken beberapa tahun lalu.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan alasan pemerintah Indonesia meminta penundaan diskon bea masuk, karena khawatir fasilitas itu membuat produsen mobil negeri Samurai enggan mengembangkan model keluaran terbaru hasil produksi pabriknya di dalam negeri.
Menurut Putu, investasi industri otomotif di Indonesia kebanyakan berasal dari Jepang, sehingga akan membuat prinsipal lebih senang melakukan impor CBU ketimbang investasi untuk memproduksi mobil jenis baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau (penurunan bea masuk) buru-buru diimplementasikan, nanti tidak akan ada investasi pengembangan mobil model baru di Indonesia, takutnya semua nanti impor CBU dari Jepang," terang Putu saat ditemui di kantornya, Senin (25/1).
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau sampai saat ini masih belum ada keputusan yang bulat dari Pemerintah terkait implementasi penurunan bea masuk tersebut. Selain itu, Putu menambahkan kalau Kemenperin juga tengah mempersiapkan industri nasional jika bea masuk impor CBU dari Jepang jadi turun menjadi 0 persen pada 2023.
"Kami masih belum tahu apakah penurunan bea masuk itu jadi dilakukan di tahun ini. Kalaupun jadi, kami masih ada waktu untuk persiapan industri sampai 2023 mendatang," jelasnya.
Sebagai informasi, penurunan bea impor CBU asal Jepang diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 209 tahun 2012. Peraturan tersebut hadir sebagai implementasi IJEPA.
Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa impor kendaraan bermotor utuh seperti jenis sedan dan wagon dengan kapasitas mesin di atas 1.800 cc hingga 2.500 cc akan terkena bea masuk 5 persen dari angka 20 persen. Selain itu, kendaraan penumpang dengan kapasitas mesin yamg kurang dari 1.500 cc akan diturunkan tarifnya menjadi 0 persen mulai 2023.
Jadi Pasar SemataSenada dengan Putu, Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono juga mengaku khawatir jika peraturan itu jadi diimplementasikan. Ia beralasan, implementasi diskon bea masuk impor hanya semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai pasar potensial semata.
"Memang implementasi ini tak bisa dihindari. Siap atau tidak siap, tentu kami telah melakukan pekerjaan kami sendiri. Namun TMMIN tak bisa bergerak sendiri, produsen lain juga tentunya harus siap bersaing produksi mobil secara biaya dan juga kualitas. Kalau itu sudah bisa, maka sudah saatnya kita ikut masuk ke persaingan tersebut," tuturnya pekan lalu
Ia menambahkan, upaya beberapa produsen mobil yang akan dilakukan adalah memperkuat efisiensi industri hulu otomotif. Salah satu upayanya, ia mencontohkan, adalah dengan menggunakan satu jenis komponen tertentu dari sebuah produsen komponen untuk meningkatkan skala ekonomis (economies of scale) produksi pemasok komponen itu.
"Karena satu jenis komponen yang diproduksi perusahaan komponen kan tidak hanya digunakan oleh Toyota, penggunanya banyak. Maka dari itu, yang terpenting adalah pendalaman industri dengan cara perkuat supplier dan lebih meningkatkan daya saing di produksi Completely Knock-Down Unit (CKD)," ujar Warih.
Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat volume produksi mobil anggotanya pada 2015 sebanyak 1.098.780 unit atau menurun 15,38 persen dari produksi tahun sebelumnya sebesar 1.298.523 unit. Di tahun yang sama, impor CBU mobil tercatat sebesar 82.306 atau menurun 21,24 persen dari angka 104.503 unit di tahun sebelumnya.
(gen)