Laba US$76,5 Juta, Garuda Indonesia Lampaui Konsensus

CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2016 15:30 WIB
Pendapatan usaha Garuda Indonesia sepanjang 2015 sebesar US$3,81 miliar, turun tipis dari US$3,93 miliar pada 2014.
Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/6).(Antara Foto/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menyatakan kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang 2015 yang membukukan laba bersih hingga US$76,48 jutaberada di atas perkiraan konsensus.

Seperti diketahui pendapatan usaha dari maskapai pelat meraih sebenarnya mengalami penurunan. Pendapatan usaha Garuda Indonesia sepanjang 2015 sebesar US$3,81 miliar, turun tipis dari US$3,93 miliar pada 2014.

Namun, untungnya beban usaha perseroan mengalami penurunan hingga 13 persen, menjadi US$3,73 miliar sepanjang 2015, dari posisi US$4,29 miliar pada 2014. Pos beban operasional penerbangan tercatat turun 14,5 persen menjadi US$2,19 miliar, dari sebelumnya US$2,56 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhirnya, hal itu membuat Garuda Indonesia membukukan laba bersih US$76,48 juta sepanjang 2015, berbalik dari rugi bersih sebesar US$380,04 juta pada akhir 2014.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan perolehan laba bersih Garuda Indonesia sepanjang 2015 memang di atas perkiraannya. Ia menilai pelemahan harga minyak berimbas pada penurunan biaya avtur yang akhirnya memangkas beban perseroan.

“Di atas perkiraan konsensus ya. Penurunan harga avtur dan adanya pergantian manajemen sebelumnya menjadi faktor utama perbaikan kinerja Garuda Indonesia,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).

Ia menilai, adanya tren penurunan harga minyak dunia bakal mendorong kinerja Garuda Indonesia selanjutnya. Adapun tantangan bagi perseroan saat ini adalah perlambatan ekonomi dan perang tarif antar maskapai.

David menambahkan, dengan adanya perbaikan kinerja keuangan ini, harga saham Garuda Indonesia dengan kode GIAA diprediksi bakal mengalami penguatan.

“Saya kira dalam jangka pendek harga saham GIAA bisa sampai Rp500 per lembar. Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam jangka menengah menuju ke Rp600,” jelasnya.

Analis Maybank Kim Eng Securities Anthony Lukmawijaya mengatakan sebenarnya laba bersih Garuda Indonesia sebesar US$76,5 juta berada di bawah prediksinya yang dipatok sebesar US$82,5 juta.

“Namun laba bersih tersebut 26,7 persen lebih tinggi dari estimasi konsensus,” tulisnya dalam riset.

Sementara itu, total pendapatan sebesar US$3,8 miliar juga tercatat tidak sebesar prediksi Maybank Kim Eng di angka US$3,9 miliar. Hal itu dinilai terjadi karena penerbangan berjadwal dan tak berjadwal yang di bawah prediksi.

“Di sisi positif, bagaimanapun beban total berada lebih rendah dari prediksi setelah melemahnya harga bahan bakar jet dan efisiensi yang dilakukan perusahan di berbagai lini,” jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER