Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah memberlakukan distribusi tertutup untuk penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) ke masyarakat terancam batal.
Masalahnya, program yang sedianya bakal diterapkan pada awal 2016 itu masih mengalami beberapa kendala seperti belum meratanya pemasangan perangkat
card reader di tingkat pangkalan, hingga banyaknya outlet penjual elpiji 3 kg di masyarakat.
"Kalau dari hasil
pilot project layak, ya dilakukan segera. Tapi kan (ini) belum tentu. Kita lihat nanti kemungkinannya," ujar Direktur Pembinaan Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat dihubungi, Kamis (18/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) telah melakukan uji coba pelaksanaan program distribusi tertutup gas elpiji 3 kg di kawasan Batam, Kepuluan Riau dan Tarakan di Kalimantan Timur pada medio Agustus 2015.
Pelaksanaan uji coba tersebut sempat molor lantaran awalnya ditargetkan dapat dilakukan di Juni 2015.
Pada kesempatan berbeda, VP Fuel Ritel PT Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar mengatakan, dari hasil uji coba yang dilakukan di dua kawasan tadi pihaknya mengalami kendala dalam hal pemasangan perangkat card reader di tingkat pangkalan dan banyaknya outlet.
Berangkat dari kendala ini, Iskandar mengakui bahwa program distribusi tertutup untuk gas bersubsidi tersebut akan dievaluasi ulang.
"Dari hasil evaluasi ada kendala. Jadi tidak mudah satu oulet itu dikasih satu card reader itu tidak mudah. Nah sekarang ada berapa juta outlet. Bayangin aja sekarang warung rokok aja jual LPG 3 kg," tutur Iskandar.
Asal tahu saja, dengan total alokasi subsidi elpiji 3 kg yang mencapai Rp26 triliun tahun ini maka setiap kepala keluarga (KK) dan usaha mikro (UKM) bisa mendapat subsidi sekitar Rp42 ribu sampai Rp45 ribu per tahun.
Pelaksanaan distribusi tertutup gas elpiji 3 kg dilakukan agar pemberian subsidi tepat sasaran. Penerapan metode sistem tertutup elpiji 3 Kg ini sendiri diadopsi dari India yang diketahui telah berhasil menerapkan pemberian subsidi langsung.
"Ada model yang akan disempurnakan lebih dulu. Nanti kalau untuk yang ke masyarakat sedang kita pikirkan. Kita sama-sama pemerintah masih intens," imbuh Iskandar.
(gir)