Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) bakal memperketat pengawasan transaksi pembayaran dan distribusi elpiji bersubsidi untuk agen dan pangkalan elpiji dengan menggandeng PT Bank Mandiri Tbk. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas bumi (migas) tersebut akan memperketat pengawasan dengan menerapkan
Cashless Payment System untuk rekanan Pertamina yang menjual elpiji bersubsidi ke masyarakat.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan kerjasama dengan Mandiri akan membantu perseroan memonitor transaksi dan distribusi elpiji bersubsidi sampai ke pangkalan dengan menghubungkan aplikasi
electronic banking Mandiri dengan aplikasi SIMOL3K milik Pertamina.
Ahmad mengatakan pada 2016 mendatang, volume elpiji 3 kilogram (kg) yang akan disalurkan ke masyarakat mencapai 6,6 ton melalui 130 ribu agen dan pangkalan di seluruh Indonesia. Ia menyebut perlu dilakukan perbaikan pencatatan data transaksi yang lebih akurat dan akuntabel untuk agen ke pangkalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami sudah menggunakan SIMOL3K maupun log book di agen dan pangkalan. Namun, masih terkendala banyak data kosong karena agen dan pangkalan tidak tertib administrasi. Otomatis data dinilai tidak valid dan berpotensi menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hal inilah yang harus diperbaiki,” kata Ahmad, Selasa (10/11).
Penerapan
Cashless Payment System menurut pria yang kerap disapa Abe ini juga bisa membantu memonitor penyaluran elpiji bersubsidi, karena Pertamina masih menemukan pelanggan yang sebenarnya tidak berhak mendapatkan subsidi namun masih menggunakan elpiji 3 kg.
“Selain itu juga masih ditemukan pabrik elpiji oplosan. Oleh karenanya,
Cashless Payment System harus segera diimplementasikan agar pencatatan semakin mudah serta aman dan terhindar dari uang palsu. Kami akan tentukan kota yang akan dijadikan uji coba nantinya,” kata Ahmad.
Nantinya dengan menggunakan koneksi
host-to-host yang tidak dibatasi oleh jam buka Bank, para mitra pemilik agen dan pangkalan elpiji tidak harus datang ke bank untuk melakukan pembayaran karena semua transaksi dapat dioperasikan dengan telepon genggam melalui Mandiri
Supply Chain (MSC).
Direktur Mikro dan Business Banking Mandiri Tardi mengatakan, Bank Mandiri telah melakukan
pilot project yang hingga 20 Oktober 2015 melibatkan sebanyak 107 agen dan 1.112 pangkalan elpiji untuk bertransaksi melalui Mandiri
Supply Chain. Selama uji coba dilakukan, Mandiri mencatat ada 1,15 juta tabung elpiji yang terdistribusi menggunakan cara pembayaran non tunai.
“
Pilot Project Cashless Payment System dilakukan sejak Agustus 2015 di wilayah Tangerang yang mencakup Kodya Tanggerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Semuanya berjalan dengan baik,” kata Tardi.
Kemudian untuk membantu Pertamina memonitor penyaluran elpiji tabung melon, Mandiri juga sedang berusaha mencari solusi untuk pencatatan transaksi pembelian dari pangkalan ke masyarakat.
(gen)