BI Nilai Saat Ini Waktu Ideal Longgarkan Moneter

CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2016 09:14 WIB
Bank Sentral AS (The Fed) mengindikasikan akan menunda kenaikan suku bunga hingga semester dua tahun ini.
Ilustrasi Bank Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pelonggaran moneter. Pasalnya, Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) kemungkinan besar akan menunda kenaikan suku bunga acuannya hingga semester II tahun ini.

Solikin M.Juhro, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI menilai persepsi investor harus dikelola dengan baik di tengah momentum perbaikan ekonomi domestik sehingga modal asing terus masuk dan mendorong penguatan rupiah.

Menurutnya, saat ini dampak paket kebijakan dan reformasi oleh pemerintah sudah menunjukkan hasil positif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau kita lihat rupiah ini menjadi mata uang yang paling kuat di kawasan. Sehingga kalau kita lihat justru yang harus dikelola adalah persepsi investor," ujar Solikin di Bandung, Minggu (21/2).

Selain nilai tukar dan laju inflasi yang terkendali, lanjutnya, bagaimana momentum pertumbuhan ekonomi dapat berlanjut, perlu menjadi perhatian.

"Nah ini concern bersama kita. Kalau ini sudah concern bersama, makan akan memicu persepsi positif dari investor sehingga arus modal akan tambah masuk lagi, dorongan untuk rupiah menguat akan lebih besar lagi," kata Solikin.

Ia menambahkan, bank sentral AS (The Fed) yang mengindikasikan akan menunda kenaikan suku bunga hingga semester dua tahun ini, dapat dimanfaatkaan untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter.

"Kalau kita punya ruang pelonggaran, bila tidak dimanfaatkan kan sayang juga, namun harus tetap berpijak pada makro stabilitas," ujar Solikin.

Namun demikian, tambahnya, risiko eksternal seperti perekonomian China yang belum stabil, juga tetap perlu diwaspadai.

Dia menilai Rupiah belakangan ini bergerak stabil dengan tren menguat, didorong oleh meningkatnya aliran modal asing seiring dengan risiko pasar keuangan global yang semakin mereda dan persepsi positif terhadap ekonomi domestik.

Selama triwulan IV 2015, BI Mencatat nilai tukar Rupiah menguat sebesar 6,27 persen secara point to point (ptp) dan mencapai level Rp 13.785 per dolar AS. Penguatan terus berlanjut hingga Januari 2016. Rupiah berhasil menguat 0,1 persen (ptp) dan ditutup di level Rp13.775 per dolar AS pada akhir Januari 2016.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER