Bos IMF Sulit Tidur Akibat Harga Minyak Terus Tersungkur

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2016 07:55 WIB
Anjloknya harga minyak meningkatkan kekhawatiran International Montery Fund (IMF) selaku lembaga donor yang menyuntikkan utang kepada negara-negara berkembang.
Anjloknya harga minyak meningkatkan kekhawatiran International Montery Fund (IMF) selaku lembaga donor yang menyuntikkan utang kepada negara-negara berkembang. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kejatuhan harga minyak mentah dunia menghantam penerimaan negara-negara yang mengandalkan komoditas minyak mentah sebagai sumber pendapatannya. Kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran International Montery Fund (IMF) selaku lembaga donor yang menyuntikkan utang kepada negara-negara berkembang.

Managing Director IMF Christine Lagarde bahkan mengaku sampai sulit tidur di malam hari akibat kekhawatirannya terhadap harga minyak yang tak kunjung naik.

"Saya kira negara seperti Nigeria yang 90 persen ekspor dan 60 persen penerimaannya bersumber dari minyak akan menghadapi penderitaan yang sangat nyata dan berat," ujar Lagarde dikutip dari CNN Money, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Nigeria, Mantan Menteri Keuangan Perancis itu juga menyebut banyak negara saat ini tengah mengalami krisis anggaran akibat berkurangnya penerimaan dari minyak.

Untuk mengatasi defisit anggaran itu, sejumlah negara telah mengajukan proposal pinjaman dana ke sejumlah lembaga keuangan multilateral.

Nigeria diketahui tengah mengajukan pinjaman senilai US$9 miliar ke Bank Dunia, African Development Bank dan organisasi internasional lainnya.

Azerbaijan juga menjadi salah satu negara produsen minyak yang hancur karena runtuhnya harga minyak. Sebab, sektor minyak menyumbang 37 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara dan 90 persen ekspor.

Seorang pejabat Azerbaijan mengatakan, pemerintah berencana mengajukan pinjaman darurat sebesar US$4 miliar untuk membantu mengatasi jatuhnya harga minyak mentah dunia.

Kondisi keuangan buruk juga harus menimpa Venezuela. Bahkan IMF menyebut saat ini kondisi finansial Venezuela berada di ambang krisis. Venezuela diketahui sudah memohon adanya bantuan dana miliaran dolar dari China sejak tahun lalu.

Negara-negara tersebut sempat menikmati masa lonjakan harga komoditas (Comodity Boom) ketika harga minyak mentah dunia bertengger di level US$100 per barel. Hingga akhirnya harga minyak mulai terjun bebas sejak akhir 2014 dan terus menurun hingga di bawah US$27 per barel pada Januari 2016.

Untuk itu, Lagarde menyerukan perlu adanya reformasi ekonomi.

"Penting bagi negara-negara seperti Nigeria untuk kembali merancang model bisnis dan kepentingan negaranya berdasarkan realitas yang ada," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER