Jakarta, CNN Indonesia -- Mayoritas bursa saham regional Asia Pasifik ikut terkoreksi menyusul pelemahan Wall Street dan bursa Eropa, serta penurunan harga minyak.
Pada perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu (24/2), hampir seluruh indeks utama saham di kawasan Asia dilaporkan
Reuters melemah ke zona merah.
Dari Jepang, hingga indeks Nikkei Stock Average 225 turun 162,27 poin atau 1,01 persen ke level 15.889,78. Demikian pula dengan indeks Hang Seng di Hong Kong, sejauh ini terkoreksi 278,64 atau 1,44 persen menjadi 19.136,14.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dari Korea Selatan, indeks KOSPI minus 1,06 poin atau 0,06 persen menjadi 1.322,32. Sedangkan indeks Staits Times di Singapura melemah 37,77 poin atau 1,41 persen menjadi 2.634,3.
Nasib serupa juga dialamai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa Jakarta, hingga pukul 10.36 WIB melemah 20,05 poin atau 0,43 persen ke level 4.634.
Begitu pula dengan indeks Shanghai Composite, yang turun 7,83 poin atau 0,27 persen menjadi 2.895,5.
Dari Australia, indeks saham ASX All Ordinaries tergerus 73,43 poin atau 1,46 persen menjadi 4.965,7.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat dan Eropa memerah pada perdagangan kemarin, Selasa (23/2) waktu setempat.
Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat melemah 188,88 poin atau 1,14 persen menjadi 16.431,78. Sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi 24,23 poin atau 1,25 persen menjadi 1.921,27. Lalu indeks Nasdaq Composite minus 67,02 poin atau 1,47 persen menuju 4.503,58.
Dari bursa London, indeks FTSE 100 mengalami kontraksi 75,42 poin atau 1,25 persen ke level 5.962,31. Sementara di Spanyol, indeks Madrid General minus 11,76 poin atau 1,39 persen menjadi 835,61.
Kembali jatuhnya harga minyak menjadi latar belakang dari fenomena keterpurukan bursa saham global pada saat ini. Hal ini terkait pula dengan pernyataan para Menteri Perminyakan dari dua negara produsen minyak, yakni Arab Saudi dan Iran, yang semakin mementahkan kesepakatan pemangkasan produksi emas hitam.
Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al-Naimi menegaskan pemangkasan produksi negara-negara OPEC maupun non-OPEC tidak akan terjadi.
"Karena kenyataannya banyak negara yang tidak akan berhenti berproduksi," ujar Ali dalam konferensi di Houston Texas seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh menolak kesepakatan pembekuan produksi minyak antara dua produsen utama, Arab Saudi dan Rusia. Melalui kantor berita ISNA, ia menyebut kesepakatan itu sebagai "lelucon".
(ags)