Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga bank pelat merah mengucurkan pinjaman kepada maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk senilai total Rp4,74 triliun dengan dua denominasi, yaitu rupiah dan dolar Amerika dengan bunga 8,5 persen dan tenor 1 tahun.
Kerjasama Kredit Modal Kerja tersebut mencakup pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar Rp2 triliun dan US$30 juta. Kemudian dari PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp1 triliun serta PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar US$100 juta.
Fasilitas kredit modal kerja tersebut dapat digunakan dalam instrumen Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN),
Letter of Credit (LC)
Sight/Usance/ Usance Payable at Sight (UPAS),
Standby Letter of Credit (SBLC), dan
Cash Loan, untuk mendukung kebutuhan pembiayaan modal kerja perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengatakan kerjasama pemberian fasilitas kredit modal kerja tersebut bertujuan untuk mendukung kinerja Garuda Indonesia.
“Khususnya dalam pengelolaan modal kerja melalui fasiliitas pembiayaan kebutuhan bahan bakar armada, perawatan armada dan kebutuhan modal kerja lainnya,” ujarnya di gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (25/2).
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan bahwa bunga yang diberikan tiga bank pelat merah tersebut sama merata dalam tempo 1 tahun.
“Bunganya sama semua, 8,5 persen dengan tempo setahun,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Menteri BUMN Rini Soemarno pada kesempatan tersebut menyambut baik dilaksanakannya sinergi perusahaan pelat merah antara Garuda Indonesia, BNI, dan Bank Mandiri. Sinergi BUMN tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat terbaik untuk BUMN dan negara, sekaligus mendukung visi strategis BUMN sebagai pilar ekonomi negara.
“Sinergi yang telah terjalin, kami harapkan dapat terus dikembangkan sehingga dapat mendukung peningkatan daya saing, khsususnya melalui keunggulan produk dan layanan yang dimiliki masing-masing BUMN pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini”, kata Rini.
Utang MelonjakHingga akhir 2015, utang bank jangka pendek Garuda Indonesia melonjak 219 persen menjadi US$240,8 juta, dari tahun sebelumnya US$75,31 juta. Sementara pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun turun 61 persen menjadi US$140,43 juta, dari tahun sebelumnya US$368,94 juta.
Lebih lanjut, total liabilitas jangka pendek Garuda Indonesia per akhir 2015 tetap di level US$1,19 miliar, turun tipis dari US$1,21 miliar pada 2014. Sementara, ekuitas Garuda Indonesia naik tipis menjadi US$950,72 juta dari sebelumnya US$876,94 juta. Adapun, total seluruh aset Garuda Indonesia mencapai US$3,31 miliar, meningkat 6,43 persen dari aset pada tahun 2014 yaitu US$3,11 miliar.
(gen)