Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih senilai Rp2,04 triliun sepanjang 2015. Perolehan itu naik tipis dari capaian tahun sebelumnya Rp2,02 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono menuturkan laba tersebut dihasilkan berkat kontribusi dari langkah strategis perusahaan dalam hal efisiensi. Hal itu terlihat dari biaya produksi yang turun 10 persen dibanding periode tahun sebelumnya menjadi Rp356,87 ribu per ton.
“Di antara langkah-langkah strategi yang menghasilkan efisiensi biaya yang optimal itu adalah dengan memperpendek jarak angkut di lokasi tambang, menurunkan angka nisbah kupas (stripping ratio/SR), dan meningkatkan prioritas pemakaian peralatan operasional tambang dengan menggunakan tenaga listruk yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap milik sendiri,” ujar Joko dalam keterangan resmi perseroan, dikutip Rabu(2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut Joko, perusahaan tambang pelat merah ini juga menyesuaikan pemasaran produk yang lebih sejalan dengan tuntutan kebutuhan pasar dan menyinergikan penggunaan kontraktor jasa penambangan milik sendiri untuk menggantikan sebagian pekerjaan kontraktor penambangan dari luar.
Dia menambahkan, pencapaian laba tahun lalu juga didukung oleh peningkatan volume penjualan sekitar 6,4 persen menjadi 19,10 juta ton. Penjualan itu terdiri dari penjualan domestik yang volumenya naik sekitar 8 persen menjadi 10,05 juta ton dan penjualan ekspor yang volumenya naik lima persen menjadi 9,05 juta ton.
Dengan besaran penjualan tersebut pendapatan PTBA tahun lalu meningkat 6 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya menjadi Rp13,82 triliun. Adapun total aset per 31 Desember 2015 mencapai Rp16,89 triliun.
“Meski Harga Indeks Batubara Global tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 29 persen dengan optimasi penambangan yang menghasilkan produk brand yang sesuai dengan kebutuhan pasar maka harga jual rata-rata tertimbang PTBA tercatat sebesar Rp707.052 dibanding tahun 2014 sebesar Rp723.635," ujarnya.
Dari sisi produksi, PTBA sepanjang tahun lalu mampu meningkatkan produksinya sebesar 17,84 persen menjadi 19,28 juta ton.
“Dari jumlah itu, 18,57 juta ton merupakan produksi Unit Pertambangan Tanjung Enim di Sumatera Selatan dan sisanya dari anak perusahaan, PT Internasional Prima Coal,” ujarnya.
Sementara itu, program pembelian batubara melalui anak perusahaannya, PT Bukit Asam Prima, menghasilkan sebesar 1,46 juta ton.
“Dengan demikian, volume produksi dan pembelian batubara tahun 2015 sebesar 20,74 juta ton, atau 14 persen lebih tinggi dari volume produksi dan pembelian tahun sebelumnya sebesar 18,17 juta ton,” ujarnya.
Target Tahun 2016Tahun ini, PTBA membidik volume penjualan batubara sebesar Rp29,17 juta ton atau 51 persen lebih tinggi dibanding realisasi volume penjualan tahun lalu.
“Demikian juga dengan volume produksi dan pembelian 2016 direncanakan sebesar 28,32 juta on atau naik 37 persen dibanding volume produksi dan pembelian tahun 2015,” ujarnya.