Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan Indonesia tidak sepenuhnya terbuka untuk investasi meskipun banyak relaksasi kebijakan bagi pemodal asing.
Menurutnya. sikap protektif masih perlu ditunjukkan pemerintah guna melindungi industri dalam negeri yang telah lama eksis.
"Kalau ada yang memandang pemerintah tidak konsisten tinggal kita lihat bagaimana koordinasinya saja. Tapi ingat, tidak sepenuhnya kita terbuka," kata Darmin usai menghadiri seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Menara BTN, Jakarta, Rabu (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin mengatakan, pemerintah memang cenderung protektif terhadap bidang usaha yang dinilai cukup strategis, terlebih bidang usaha tersebut sudah menunjukan eksistensinya.
"Katakan mengenai bidang perikanan, ya kalo agak protektif supaya yang menangkap ikan itu nelayan dalam negeri saja, tidak apa-apa karena kita punya banyak nelayan. Tapi yang masalah kalau kita protektif tapi pelaku usahanya di sini tidak cukup, itu yang jadi masalah," lanjut Darmin.
Melaui revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), kata Darmin, akan ada potensi besar pembukaan lapangan kerja dan memperkuat modal untuk membangun bidnag usaha yang selama ini kurang berkembang. Perubahan daftar ini juga untuk mendorong perusahaan nasional agar mampu bersaing dan semakin kuat di pasar dalam negeri maupun pasar global.
Menurutnya, kebijakan ini bukanlah liberalisasi tetapi upaya mengembangkan potensi geopolitik dan geo-ekonomi nasional, antara lain dengan mendorong UMKMK dan perusahaan nasional meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan menyerap teknologi baru dalam era keterbukaan.
"Sejauh ini kita tidak melihat itu (liberalisasi), ukuran dibuka atau tidak itu berdasarkan kemampuan kita bisa memenuhinya atau tidak. Kalau kita bisa, tidak perlu terbuka," katanya.
(ags)