Investor Blok Masela Sudah Habiskan US$1,2 Miliar Sejak 1998

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2016 09:40 WIB
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi meminta calon investor baru yang ingin menggantikan Shell menyetor 35 persen dari US$1,2 miliar kepada perusahaan Belanda itu.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi meminta calon investor baru yang ingin menggantikan Shell menyetor 35 persen dari US$1,2 miliar kepada perusahaan Belanda itu. (CNN Indonesia/Resty Armenia).
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat sejak memperoleh kontrak kerjasama pada 16 November 1998 silam, kontraktor Blok Masela yakni Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services Ltd telah menghabiskan investasi mencapai US$1,2 miliar.

Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas mengatakan biaya investasi tersebut untuk membiayai sejumlah kegiatan eksplorasi sampai pada rencana perubahan kapasitas fasilitas pengolahan LNG dari 2,5 juta ton per tahun (MTPA) menjadi 7,5 MTPA.

"Jadi US$1,2 miliar yang sudah dibelanjakan itu 35 persennya punya Shell," ujar mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amien mengungkapkan, dibukanya besaran investasi yang telah digelontorkan investor Blok Masela berawal dari adanya desakan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang meminta Shell mundur dari struktur pemegang hak partisipasi Blok Masela.

Berangkat dari hal ini, ia menantang calon investor yang direkomendasikan menggantikan Shell untuk menyediakan investasi yang sudah dikeluarkan.

"Makanya kalau mau keluar, harus cari pengganti kan. Jadinya harus membayar segitu," tuturnya.

Seperti diketahui, saat ini mayoritas PI Blok Masela dikempit perusahaan energi asal Jepang, Inpex Corporation dengan proporsi sebesar 65 persen.

Sementara itu, Shell yang merupakan perusahaan energi asal Belanda tercatat menggenggam PI Masela sebanyak 35 persen setelah membeli 10 persen PI dari PT Energi Mega Persada Tbk, atau perusahaan migas nasional yang berada di bawah payung bisnis Grup Bakrie.

Meski telah mendapat intimidasi tersebut, Amien telah memastikan manajemen Shell masih berkomitmen memegang PI Blok Masela.

"Saya (sudah) diskusi sama Shell dan Shell enggak (mau) keluar. Nah yang tidak ethical itu orang yang nyuruh-nyuruh keluar," imbuh Amien.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mendesak Presiden Joko Widodo turun tangan mengehentikan polemik diantara dua menteri terkait penetepan skema pengembangan fasilitas LNG di blok Masela.

Tujuannya agar rencana pengembangan blok yang ada di Provinsi Maluku itu bisa segera berjalan dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat sekitar.

"Pak Jokowi sekarang kuncinya. Sekarang ini sudah nggak karu-karuanan. Jadi memang kabinet ini sudah kacau balau," cetus Enny. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER