Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan tidak akan memangkas anggaran belanja pad atahun ini infrastruktur realisasi penerimaan negara berpotensi tak mencapai target.
"Perlu saya sampaikan kalau terpaksa belanja harus dipotong, belanja infrastruktur tidak akan dipotong," kata Presiden Jokowi usai meninjau Proyek LRT Jakabaring-Bandara Sultan Badaruddin Mahmud II di Palembang, Kamis (3/3).
Menurut Jokowi, sekalipun harus melakukan efisiensi, maka hanya alokasi anggaran belanja barang dan belanja rutin lainnya yang akan dipotong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Opsi tersebut, kata presiden, telah memperhitungkan kembali potensi penerimaan negara yang realistis, terutama yang bersumber dari setoran pajak.
"Semuanya sudah dihitung, ada perkiraan dan kalkukasinya, semua dihitung, tahun kemarin juga banyak yang ragu penerimaan negara bisa mencapai target," katanya.
Selain penerimaan, lanjutnya, perkiraan realisasi penyerapan anggaran juga sudah dihitung termasuk kemungkinan defisitnya.
"Kalau akhirnya penerimaan negara tidak tercapai, belanja juga dipotong, tapi kita belum bicara sampai ke sana, jangan mendahului dulu, hitung-hitungannya masih berjalan," katanya.
Pemerintah juga memperhatikan asumsi makro dalam penyusunan APBN seperti harga minyak per barel, prediksi pertumbuhan ekonomi dan lainnya.
Terkait penyerapan anggaran, Presiden mengatakan pada 2016, semua proyek sudah dimulai pada Januari tidak seperti pada 2015 yang baru dimulai Juli atau Agustus.
"Serapan akan lebih baik, dan nanti ada ruang penyesuaian di APBN Perubahan," kata Presiden.
Terkait kebijakan pengampunan pidana pajak (
tax amnesty), Presiden mengatakan jika memang disetujui oleh DPR maka akan ada penerimaan negara dari hal itu.
"Tetapi kalau tidak ya mesti ada efisiensi di belanja, tapi perlu saya sampaikan kalau terpaksa harus dipotong, belanja infrastruktur tidak dipotong," tegas Presiden Jokowi.
(ags)