Jakarta, CNN Indonesia --
Tiga negara produsen karet terbanyak di dunia dikabarkan telah melakukan pengurangan ekspor karet sejak 1 Maret 2016.
Sebelumnya, tiga negara produsen karet terbanyak dunia yang terdiri dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia sendiri telah merencakanakan adanya pengurangan pasokan sebesar 615 ribu ton hingga 31 Agustus 2016.
"Pengurangan ekspor secara serempak itu diharapkan bisa menaikkan harga karet," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet (Gapkindo ) Sumut Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy mengungkapkan, upaya pengurangan pasokan 615 ribu ton karet terdiri dari Thailand 324 ribu ton, Indonesia 238 ribu ton dan Malaysia sebanyak 53 ribu ton.
Dari 238 ribu ton ekspor karet yang dikurangi Indonesia, katanya wilayah Sumatera Utara sendiri berkontribusi sebanyak 38 ribu ton.
"Keseriusan dari 3 negara produsen utama karet mengurangi ekspor itu memang tidak bisa dianggap enteng, karena produksi karet alam dari Indonesia, Malaysia dan Thailand yang berhimpun dalam ITRC (International Tripartite Rubber Council) hampir 70 persen," tuturnya.
Edy menjelaskan, sejak diumukannya rencana pengurangan ekspor pihaknya mencatat terdapat penaikan harga karet sebesar US$1,3 per kilogram (kg) di pasar dunia.
Namun, cetus dia penaikan harga dinilai belum menyentuh angka yang ideal.
Di mana angka ideal harga karet jenis TSR20 siap ekspor untuk FOB Belawan sekitar US$1,9 per kg.
Meski begitu, Edy bilang penaikan harga karet masih akan terjadi pasca dilakukannya pengurangan ekspor."Walaupun ada upaya pihak pembeli untuk menambah stok dengan menguatkan harga beli, namun ekspor karet tidak bisa digenjot," katanya.Selain pasokan sudah ketat sebelumnya akibat faktor cuaca dan petani malas menderes karena harga murah, jumlah penjualan semakin terbatas karena ada kesepakatan pengurangan ekspor.