Azerbaijan, Iran, Arab Saudi Siap Pasok Kebutuhan Migas RI

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 16:47 WIB
Azerbaijan siap memasok minyak 1 juta barel, Iran siap memberi diskon elpiji US$25 per ton, sementara Arab Saudi siap memasok BBM.
Menteri ESDM Sudirman Said menyebut Azerbaijan siap memasok minyak 1 juta barel, Iran siap memberi diskon elpiji US$25 per ton, sementara Arab Saudi siap memasok BBM. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan beberapa kesepakatan dengan negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam hal ketahanan energi selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI pada hari Minggu (6/3) hingga Senin (7/3) lalu.

Menteri ESDM Sudirman Said memanfaatkan momen tersebut mengingat sebagian negara anggota OKI juga anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Saat ini, tambahnya, pemerintah membidik negara Timur Tengah sebagai salah satu sumber ketahanan energi nasional.

"Hubungan dengan negara-negara OKI yang overlap dengan OPEC membuahkan hasil yang signifikan bagi perbaikan kedaulatan energi. Banyak negara yang dalam pergaulan OPEC memberikan jalan keluar," jelas Sudirman di hadapan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Selasa (8/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, setidaknya ada empat negara yang didekati Indonesia pada KTT OKI yang berakhir kemarin yaitu Azerbaijan, Iran, Kuwait, dan Arab Saudi.

Dari Azerbaijan, pemerintah rencananya akan membeli minyak mentah (crude oil) langsung tanpa perantara sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Volume pembelian dikatakannya berjumlah 1 juta barel dari perusahaan minyak nasional milik negara bekas Uni Soviet tersebut, yaitu The State Oil Company of Azerbaijan Republic (SOCAR).

"Nanti pembelian dari Azerbaijan sifatnya Government-to-Government (G-to-G) dan akan dilakukan secara langsung, tanpa adanya perantara," jelasnya tanpa memberitahu waktu realisasi kerjasama tersebut.

Selain itu, Pemerintah juga sepakat dengan Iran perihal pembelian Liquified Petroleum Gas (elpiji) dengan diskon sebesar US$25 per ton dari harga pasar elpiji yang berlaku. Itu mungkin dilakukan karena Indonesia melakukan perjanjian langsung (direct deal) dengan Iran.

"Diskon ini sangat signifikan jumlahnya bagi kami," tutur Sudirman.

Sementara itu, Arab Saudi bersedia memindahkan cadangan stok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) selama satu bulan ke Indonesia jika pemerintah Indonesia memiliki tangki penimbunan yang mampu menampung volume BBM asal Arab Saudi.

Menurut data Kementerian ESDM, kebutuhan BBM dalam negeri tahun 2015 mencapai 71,3 juta Kilo Liter (KL) di mana hanya sebanyak 32,1 juta KL, atau 45,02 persen dari kebutuhan, dipenuhi dari impor. Dengan demikian, kebutuhan BBM Indonesia rata-rata per bulannya adalah sebesar 5,94 juta KL atau 37,3 juta barel per bulan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan saat ini Indonesia memiliki tangki menganggur berkapasitas 1,5 juta barel milik Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang bisa diperbaiki. Namun, lokasi tangki-tangki tersebut letaknya berjauhan dan susah diakses.

"Melihat hal itu, nanti kami akan list dulu kilang-kilang mana yang bisa kami gunakan," terang Wiratmaja di lokasi yang sama.

Sebelumnya, pemerintah memang berencana untuk memanfaatkan anggota OPEC untuk membeli minyak secara langsung. Hingga akhir tahun lalu, Kementerian ESDM mengaku tengah menjajaki empat negara yaitu Irak, Iran, Arab Saudi, dan Nigeria. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER