ECB Pangkas Bunga, Pemerintah Amati Pergerakan Pasar

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 11 Mar 2016 19:34 WIB
Bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas bunga simpanan menjadi minus dan menurunkan bunga acuan ke angka 0 persen.
Presiden ECB Mario Draghi. (REUTERS/Kai Pfaffenbac)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyatakan bakal mengamati pergerakan pasar keuangan setelah bank sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas bunga simpanan menjadi minus dan menurunkan bunga acuan ke angka 0 persen.

Seperti diketahui, Presiden ECB Mario Draghi menyatakan jajarannya memangkas bunga simpanan sebesar 10 bps menjadi minus 0,4 persen. Sementara tingkat bunga acuan diturunkan menjadi 0 persen dari 0,05 persen sebelumnya.

Tak hanya itu, ECB juga menambah alokasi dana stimulusnya (bond-buying program/QE) sebesar 20 miliar euro menjadi 80 miliar euro (US$88 miliar) setiap bulannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pihaknya sudah mendengar bahwa ECB memutuskan untuk memotong 10 bps lagi, dan kemudian menguatkan statemen dengan mengeluarkan tambahan stimulus.

“Kami juga melihat reaksi pasar berbeda-beda, jadi saya rasa ini adalah suatu hal yang kami perlu amati, karena pasar juga merasa bahwa ini otoritas moneter di Eropa sudah mengeluarkan kebijakan stimulus,” katanya di Jakarta, Jumat (11/3).

Menurutnya peran dari manuver fiskal dan reformasi struktural Eropa sudah dilaksanakan. Agus menilai masalah perlambatan ekonomi pada saat ini memang perlu ditekan dengan koordinasi berbagai kebijakan.

“Saya rasa memang semua masalah yang ada dan tantangan besar itu hanya bisa diatasi dengan adanya satu koordinasi antara moneter, fiskal, dan sektor riil,” jelasnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan manuver stimulus yang dilakukan oleh ECB dan bank sentral Jepang (BoJ) berbeda dengan quantitative easing (QE) yang digelar bank sentral AS (The Fed)

“Saya rasa agak beda stimulus ECB dan BoJ dengan QE Amerika. Pertama, QE lebih besar dari segi size. Kedua, QE dilakukan hanya oleh AS sendiri, sehingga imbasnya lari ke emerging market, termasuk kita yang menerima manfaat pada waktu itu,” katanya.

Menurutnya, ketika Eropa atau Jepang melakukan stimulus, pada saat yang sama AS berusaha menarik dana. Hal itu dinilainya membuat kondisi saat ini berbeda sekali‎ dengan sebelumnya.

“Kalau dampaknya mungkin ketika mengeluarkan suara utang denominasi euro akan baik. Namun inflow secara umum akan lebih ke fundamental kita. Tidak seperti dulu, dimana emerging market enggk dilihat fundamentalnya,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER