Jakarta, CNN Indonesia -- Petinggi bank sentral AS (Federal Reserve) dinilai tak mengubah besaran suku bunga dalam jangka pendek di pertemuan yang dilakukan selama dua hari mulai Selasa (15/3), tetapi juga memberi sinyal bahwa kenaikan akan terjadi asalkan tenaga kerja dan inflasi terus meningkat.
Seperti dikutip dari
Reuters, seorang juru bicara The Fed mengatakan pertemuan dimulai pukul 13.00 waktu setempat. The Fed akan mengeluarkan pernyataan pada akhir pertemuan di hari Rabu pukul 14.00 waktu setempat, dan Ketua The Fed Janet Yellen akan mengadakan konferensi pers pukul 02.30.
Bank sentral AS menaikkan suku bunga pada bulan Desember lalu untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Namun ketidakpastian atas dampak pada ekonomi AS dari perlambatan ekonomi di China dan Eropa sejak awal tahun telah mendorong The Fed untuk menunda setiap tingkat lanjut kenaikan suku bunga sejak saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah data terbaru AS yang lebih kuat, termasuk pertumbuhan pekerjaan yang lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan Februari, telah mereda kekhawatiran dalam beberapa minggu terakhir.
"Risiko yang paling menonjol pada bulan Januari, yaitu pengetatan kondisi keuangan pada awal tahun, telah surut," tulis ekonom Goldman Sachs Zach Pandl dan Jan Hatzius.
"Akibatnya, Ketua Fed Yellen kemungkinan akan menunjukkan bahwa komite tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga lagi pada kuartal berikutnya."
Namun, jalan untuk kenaikan suku bunga berikutnya dinilai tidak akan lancar. Pasalnya penjualan ritel AS pada Februari dilaporkan lebih lemah dari bulan Januari, memperbaharui kekhawatiran atas prospek pertumbuhan domestik.
Prediksi dari 17 pejabat Fed dirilis setelah pertemuan berakhir pada Rabu, dan kemungkinan memberi sinyal terdapat tiga atau mungkin dua kenaikan suku bunga tahun ini. Lebih lambat dari empat kenaikan suku bunga pada 2016 yang sebelumnya direncanakan.
Memang, sejak pertemuan The Fed yang terakhir, inflasi AS telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, dengan satu ukuran yang diterbitkan oleh Fed Dallas naik menjadi 1,9 persen, paling dekat dengan target The Fed dalam 2,5 tahun di angka 2 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran AS tercatat sebesar 4,9 persen pada Februari, mendekati level yang dinilai pejabat Fed mewakili kesempatan kerja penuh.
Keputusan Bank Sentral Eropa pekan lalu untuk memberikan kebijakan stimulus lebih lanjut dapat membantu menambah keyakinan bahwa tindakan telah diambil untuk mendukung pertumbuhan di Eropa.
Hal itu dinilai bisa berarti bahwa tingkat kenaikan suku bunga AS lanjutan akan terjadi pada pertengahan tahun, dan tergantung pada data ekonomi.
"Bulan Juni tampaknya tentu seperti kemungkinan untuk kenaikan suku bunga Fed berikutnya,” kata mantan Presiden Fed Minneapolis Narayana Kocherlakota pekan lalu.
(gir/gir)