RI Banjir Investasi Akibat The Fed Ragu Putuskan Suku Bunga

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2016 17:57 WIB
Meningkatnya arus dana asing ke Indonesia juga bakal menjadikan posisi neraca perdagangan nasional tahun ini akan surplus.
Foto: CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat akan menguat dalam beberapa waktu ke depan.

Ini terjadi lantaran arus dana asing yang masuk ke Indonesia akan meningkat seiring dengan belum pulihnya kondisi ekonomi Amerika meski bank sentralnya, Federal Reserve sempat meningkatkan suku bunga acuannya.

"Tahun lalu kami dihadapkan situasi Amerika yang mengetatkan moneter, sementara yang lain melonggarkan. Jadi uang itu lari ke Amerika. Sekarang, Amerika dari FOMC kelihatan mulai ragu terhadap kondisi ekonomi mereka dengan inflasi juga yang masih terus rendah, sehingga uang akan kembali ke emerging market termasuk Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Kamis (25/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain akan memberi sentimen positif terhadap penguatan nilai tukar rupiah, Juda bilang meningkatnya arus dana asing ke Indonesia juga bakal menjadikan posisi neraca perdagangan nasional tahun ini akan surplus.

Meski begitu, BI akan tetap mengawasi arus masuk dana asing yang sifatnya jangka pendek.

"Tapi kita harus hati hati juga inflow ini kan pedang bermata dua pada saat sekarang masuk. Mungkin katakanlah di akhir tahun Amerika kembali melakukan tightening ya tentu saja itu berpotensi. Jadi kita harus berhati hati juga terhadap inflow yang masuk apalagi yang sifatnya jangka pendek," ungkap Juda.

Seperti diketahui, dalam kurun waktu awal Januari sampai pertengahan Februari 2016 terdapat sekitar Rp10 triliun dana asing yang masuk ke Indonesia melalui pasar obligasi.

Bahkan, dari catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kepemilikan surat berharga negara yang dapat diperdagangkan per 11 Februari 2016 mencapai Rp1.499,9 triliun.

Di mana investor asing atau non resident menguasai paling besar perdagangan sebesar 39,3 persen atau berkisar Rp589,39 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan posisi kepemilikan SBN oleh investor asing per 1 Februari 2016 yang sebesar Rp579,91 triliun.

Tak ayal, Juda berkeyakinan bahwa nilai tukar Rupiah dan neraca perdagangan akan positif dalam waktu dekat.

"Januari-Februari (inflow) sudah masuk di kita. Jadi impact-nya terhadap rupiah positif. Peluang bagi rupiah untuk terus menguat ya ada," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan potensi penguatan rupiah akan tercermin dari fenomena banyaknya penawaran yang masuk saat pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) di awal tahun.

Sentimen positif tersebut merupakan imbas dari kondisi perekonomian negara-negara berkembang lain yang cenderung mengecewakan. Sementara di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu dinilai masih akan lebih baik.

"Beberapa minggu belakangan Indonesia masih mendapat persepsi positif terutama di antara emerging economy, inflow terbesar masuk ke SUN dan belakangan ke saham. Data yg kami dapat, dana asing keluar dari semua emerging ekonomi kecuali Indonesia. Itu harus kita manfaatkan," ujar Bambang. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER