Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah tergelincir pada perdagangan Jumat (18/3) setelah hitungan rig minyak di AS naik pertama kalinya sejak Desember, memperbarui kekhawatiran kelebihan pasokan setelah rencana pembekuan produksi membantu harga mencapai level tertinggi 2016.
Seperti dikutip dari
Reuters, menurut data dari perusahaan industri Baker Hughes, perusahaan-perusahaan energi AS pekan ini menambahkan satu rig minyak setelah 12 minggu pemangkasan.
Tambahan itu datang setelah rig minyak telah jatuh sebanyak dua pertiga selama tahun lalu, menunjukkan pengeboran minyak mentah kembali meningkat setelah penguatan harga hingga 50 persen sejak Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah rig dan harga minyak mentah memiliki hubungan langsung yang pasti," kata Pete Donovan, broker Liquidity Energy di New York.
Harga minyak mentah Brent, LCOc1, berakhir turun 34 sen atau 0,8 persen pada US$41,20 per barel, setelah sempat naik US$1 ke level tertinggi 2016 di angka US$42,54.
Sementara harga minyak mentah AS, CLc1, turun 76 sen atau 1,9 persen ke angka US$39,44 per barel, setelah juga mendapatkan US$1 untuk mencapai level tertinggi tahun ini sebesar US$41,20.
Meskipun melemah, harga minyak telah menanjak dalam beberapa minggu. Harga minyak Brent naik untuk minggu keempat berturut dan minyak mentah AS menguat untuk minggu kelima berturut-turut, keduanya naik 3 persen minggu ini.
Kelebihan pasokan global dalam minyak telah mendorong harga turun dari level tertinggi pertengahan 2014 di atas US$100 per barel ke posisi terendah dalam 12 tahun pada awal 2016, menjebloskan harga minyak Brent di kisaran US$27 dan minyak mentah AS untuk di sekitar US$26.
Selama dua bulan terakhir, harga menguat mencapai di atas US$40 setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) melayangkan ide pembekuan produksi.
"Pasar mungkin terlalu lama di sini dan kebutuhan koreksi," kata Scott Shelton, broker energi berjangka ICAP di Durham, North Carolina.
Kombinasi produksi minyak yang menurun, pembangunan persediaan minyak mentah yang lebih kecil dan konsumsi bensin yang menanjak di Amerika Serikat juga membantu pemulihan harga.
Persediaan minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi dalam lima minggu berturut pada pekan lalu. Namun penambahan sebesar 1,3 juta barel tersebut masih di bawah setengah dari perkiraan. Sementara permintaan bensin, naik 6,4 persen selama empat minggu terakhir dari tahun lalu.
(gir)