Jakarta, CNN Indonesia -- PT Energi Surya Lestari (ESL) dipastikan bakal menanamkan investasi senilai Rp7,8 triliun dalam pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 megawatt (MW) di Sulawesi Tengah.
Tak hanya itu, perusahaan energi asal Korea Selatan ini juga berkomitmen menggelontorkan dana sebanyak Rp26 triliun untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 200 MW yang ditargetkan bisa selesai dalam 3 tahun.
"Investasi ini untuk memaksimalkan suplai energi listrik bagi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu," ujar
Asisten II Bidang Perekonomian Sekretaris Daerah Sulawesu Tengah, Bunga Elim Somba di Palu, Senin (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rangka merealisasikan megaproyek ketenagalistrikan di KEK Palu, Bunga bilang akhir pekan lalu Direktur PT Energi Surya Lestari (ESL) Kwon Young Ki dikabarikan telah menemui Wakil Gubernur Sudarto di kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Berdasarkan pemaparan yang dilakukan
technical expert ESL Komang Bagiasna, Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah menyambut baik ihwal adanya rencana investasi di wilayah KEK.
Bahkan, Komang mengatakan bahwa pemerintah daerah merasa tersanjung lantaran pihak ESL telah mtelah memilih Sulawesi Tengah sebagai lokasi untuk untuk menanamkan investasinya.
Seperti diketahui, kawasan Sulawesi Tengah memiliki berbagai potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar, khususnya di bidang sumber daya air dan energi.
Untuk itu, Pemda selalu mendukung setiap rencana investasi yang dilakukan.
"Namun yang perlu diingat, para investor baik dalam dan luar negeri harus mengikuti setiap mekanisme dan regulasi, peraturan perundang-undangan yang berlaku demi kelancaran dan kenyamanan kerjasama investasi," imbuh Bunga.
Sebelumnya, perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gas asal Korea Selatan juga menyatakan akan menanamkan investasi di sektor pembangunan jaringan gas bumi dan pembangkit listrik di Sumatera Selatan.
Hal ini ditandai dengan ditekennya nota kesepahaman dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatra Selatan dalam pembangunan jaringan gas dan pembangkit listrik senilai US$1,1 miliar atau setara Rp15,2 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menjelaskan, dalam MoU-nya kedua pihak akan bekerjasama dan mengembangkan beberapa proyek di antaranya pembangunan 202 kilometer jaringan gas di Sumatra Selatan dan 118 kilometer jaringan gas, serta pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Bali.
“Proyek yang dilakukan oleh BUMN Korsel tersebut akan memiliki nilai yang strategis karena Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi lumbung energi nasional, dengan adanya jaringan gas tersebut maka sumber daya gas yang ada di Sumatera Selatan dapat terdistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat
(dim)