BUMN Korsel-BUMD Sumsel Siapkan Rp15,2 Triliun Garap Pipa Gas

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 13:19 WIB
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gas Korea Selatan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumsel membangun jaringan gas dan PLTG.
Logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gas Korea Selatan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Sumatra Selatan untuk bekerjasama membangun jaringan gas dan pembangkit listrik senilai US$1,1 miliar atau setara Rp15,2 triliun (kurs Rp 13.900).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan kedua pihak tersebut bekerjasama dan mengembangkan beberapa proyek di antaranya 202 kilometer jaringan gas di Sumatra Selatan dan 118 kilometer jaringan gas di Bali dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

“Proyek yang dilakukan oleh BUMN Korsel tersebut akan memiliki nilai yang strategis karena Sumatera Selatan dikenal sebagai provinsi lumbung energi nasional, dengan adanya jaringan gas tersebut maka sumber daya gas yang ada di Sumatera Selatan dapat terdistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya energi merupakan salah satu sektor yang strategis. Selain itu perusahaan juga akan membangun PLTG yang akan menambah kapasitas pembangkit listrik yang ada di Indonesia BKPM baik melalui kantor perwakilannya yang ada di Seoul dan tim marketing investasi untuk wilayah Korea akan mengawal minat investasi yang cukup serius ini agar segera dapat terealisasi.

Franky menilai Korea Selatan merupakan salah satu negara yang menjadi sumber investasi di Indonesia yang dalam lima tahun terakhir sangat aktif dalam melakukan penetrasi usaha ke Indonesia.

“Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya,” jelasnya.

Adapun selama 2010-2015, nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar. Dalam periode tersebut, sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.

Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa BKPM akan menyediakan end-to-end services untuk investor Korea Selatan yang siap menanamkan modalnya di Indonesia.

“Mulai dari awal mengurusi perizinan hingga konstruksi dan kemudian beroperasi. Jika ada masalah baik itu terkait pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dapat diinformasikan kepada kami sehingga dapat dicarikan solusinya,” paparnya.

Sebelumnya, Pejabat Promosi Investasi IIPC Seoul Imam Soejoedi mendampingi 7 investor Korea Selatan untuk melakukan matchmaking dengan mayoritas bergerak di sektor energi dengan rencana investasi mencapai US$490 juta.

Investor tersebut terdiri dari dari sektor energi panel surya sebesar 50 MW di Medan dengan nilai investasi US$250 juta, kemudian industri komponen dengan rencana investasi US$10 juta, rencana investasi LNG terminal dan piping distribusi gas sebesar US$200 juta dan biomas dengan kapasitas 10 MW dengan nilai investasi US$30 juta.

Imam menambahkan bahwa kantor perwakilan BKPM di Seoul, tim Marketing Officer Korea Selatan, Kedutaan Besar RI di Seoul akan terus melakukan komunikasi intens dengan investor terkait untuk mengawal minat investasi yang ada.

“Harapannya minat investasi tersebut dapat segera direaliasikan sehingga berkontribusi positif pada pencapaian target investasi nasional tahun ini sebesar Rp594,8 triliun,” imbuhnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER