Jakarta, CNN Indonesia -- PT XL Axiata Tbk terus menerima proposal penawaran pembelian 2.500 menara yang tengah menjalani proses tender hingga Juni mendatang. Sampai saat ini, manajemen menyebut ada tujuh perusahaan yang telah menyampaikan lamarannya secara resmi.
“Posisi terakhir ada tujuh pemain yang kemungkinan besar akan masuk tahap penawaran (lelang) akhir. Sejauh ini hanya itu yang bisa saya bagi informasinya,” ungkap Director & Chief Strategic Transformasi Office XL Axiata Willem Lucas Timmermans di Jakarta, Senin (21/3).
Tender menara tahap II yang diperkirakan bisa menghasilkan dana segar sekitar Rp4 triliun bagi XL, kabarnya tidak hanya diramaikan oleh perusahaan-perusahaan nasional. Namun beberapa perusahaan asing pun ikut serta dalam persaingan.
sahaan asing pun ikut bersaing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minat investor asing untuk ikut serta dalam tender menara XL akibat rencana pemerintah mengubah ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI). Di mana mulai 2017 mendatang, bidang usaha menara telekomunikasi diusulkan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk dibuka maksimal 49 persen untuk penanaman modal asing (PMA).
Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pemerintah masih menutup kesempatan investor asing masuk dalam bisnis menara dengan hanya mengizinkan investor lokal menguasai 100 persen saham perusahaan menara. Usulan DNI tersebut telah sampai ke meja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak Februari 2016, namun belum juga diterbitkan Peraturan Presiden sebagai landasan hukumnya.
Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin menjelaskan dalam rencananya ke depan, XL tidak hanya menggelar tender 2.500 menara untuk mencari pembeli tetapi mencari mitra yang ideal, sehat, dan kuat.
“Kita ini bukan jual putus. Itu menara kan di-lease back. Jadi cari partner yang ada nilai tambah,” pungkasnya.
(gen)