BKPM Targetkan Jumlah Izin Prinsip dari China Naik 50 Persen

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 21 Mar 2016 18:24 WIB
BKPM menargetkan pengajuan izin prinsip investasi asal China pada 2016 menjadi sebesar 33.900 izin dari angka tahun sebelumnya 22.600 izin.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan pengajuan izin prinsip investasi asal China pada 2016 setidaknya bisa meningkat 50 persen.

Dengan kata lain, tahun ini pengajuan izin bagi proyek investasi asal China bisa senilai US$33,9 miliar dari tahun sebelumnya dengan nilai US$22,6 miliar.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, hal ini bisa dicapai lantaran saat ini sudah banyak minat investasi yang masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di mana minat investasi China dari tahun 2010 hingga Februari 2016 tercatat sebesar US$49,12 miliar. Selain itu, pemerintah China juga telah berkomitmen untuk segera merealisasikan investasinya di Indonesia.

"Waktu itu Presiden Xi Jinping juga sudah mengatakan ke Presiden Joko Widodo di dalam pertemuannya, bahwa China berkomitmen untuk merealisasikan investasi yang berkualitas di Indonesia. Jadi kami rasa ada kemungkinan pengajuan izin proyek investasi China di Indonesia bisa meningkat menjadi 50 persen di tahun ini," terang Franky di Jakarta, Senin (21/3).

Ia menambahkan, upaya percepatan realisasi yang dilakukan BKPM adalah dengan menempatkan deputi in charge khusus China. Selain itu, rencananya BKPM juga akan meresmikan desk khusus investasi China pada awal April mendatang.

Franky menjelaskan, pembukaan desk khusus investasi China ini sangat penting karena bisa memfasilitasi masalah yang dihadapi investor China. Ia menjabarkan beberapa masalah tersebut, antara lain kendala bahasa hingga izin tenaga kerja asing, masalah tanah, hingga pemilihan mitra bisnis yang tidak tepat.

"Kadang mereka memilih partner yang tidak tepat karena China kan biasanya melakukan bisnis atas dasar kekerabatan. Banyak mitra mereka yang mengaku paham akan Indonesia, tapi kenyataannya tidak demkian. Ada yang setelah mereka lakukan kemitraan baru mereka lapor ke BKPM, jadi kami sarankan para investor untuk cari mitra lewat Kedutaan Besar atau ke kami," tuturnya.

Lebih lanjut, BKPM juga akan menjaring investasi dari 10 wilayah China dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar antara lain Guangdong, Jiangxu, Shandong, Xejian, Henan, Hebei, Liaonung, Sichuan, Hubei, dan Hunan. Dengan pendekatan ini, Franky bahkan berharap pengajuan izin investasi bisa meningkat dua kali lipat menjadi US$60 miliar di 2017.

Namun dengan semakin banyaknya minat investasi ini, ia belum bisa menghitung besaran rasio realisasi investasi China hingga akhir tahun ini. Menurutnya, angka itu tidak bisa dihitung mengingat pertumbuhan minat investasi dan realisasi tak seimbang.

Menurut data BKPM, rasio realisasi investasi asal China hanya sebesar 7 persen antara 2005 hingga 2014, dimana investasi yang berhasil terealisasi sebesar US$1,8 miliar dari minat investasi US$24,27 miliar.

"Meskipun rasio realisasinya belum bisa dihitung, kami harap nanti investasinya lebih berkualitas dan pertumbuhan realisasinya bisa lebih besar dibanding pertumbuhan minat investasinya," ujarnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) asal China, termasuk Hongkong, di tahun 2015 meningkat 7,58 persen. Tercatat, realisasi investasi asal China pada tahun lalu sebesar US$1,56 miliar atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$1,45 miliar.

Selain itu, minat investasi asal negara tirai bambu itu tercatat sebesar US$22,6 miliar pada tahun 2015 atau meningkat 44,87 persen dibanding tahun sebelumnya senilai US$15,67 miliar.

Di mana angka itu mengambil porsi 23,38 persen dari seluruh minat PMA yang masuk sebesar US$ 96,64 miliar di 2015. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER