Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Saleh Husin memprediks, laju pertumbuhan industri non migas di kuartal I 2016 akan menyentuh angka 5,21 persen atau melebihi dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya itu, Saleh bilang dengan adanya percepatan belanja pemerintah di bidang infrastruktur yang digeber sejak awal 2016 dinilai akan memperbaiki kinerja sejumlah sektor termasuk industri semen.
Ia mengatakan, banyak pelaku industri semen yang melaporkan penjualan konsumsi semen di awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktor utamanya adalah waktu kemarin kan belanja modal pemerintah baru di Juni hingga Juli. Kalau sekarang sejak bulan Januari sudah langsung jalan, sehingga ini bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah, di mana infrastruktur paling besar belanjanya," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (22/3).
Selain percepatan mekanisme belanja anggaran, katanya faktor yang turut mendorong pertumbuhan kinerja industri semen juga berangkat dari bergeser pola konsumsi dari pulau Jawa ke daerah-daerah lainnya sehingga akan menjamin kapasitas terpasang industri semen.
Dengan fenoemana tersebut, ia meyakini kapasitas terpasang industri semen tidak akan melemah hingga akhir tahun.
"Dari data teman-teman di industri semen, memang mereka bilang sedang genjot produksi. Bisa dikatakan proyek-proyek pemerintah berdampak baik utamanya bagi industri sektor penunjang infrastruktur," tuturnya.
Mengutip data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen dalam dua bulan pertama 2016 tercatat telah menyentuh angka 9,66 juta ton atau meningkat 6,1 persen ketimbang penjualan pada periode yang sama tahun lalu di angka 9,1 juta ton.
Sedangkan merunut pada kategori laju peningkatan konsumsi semen, Pulau Sulawesi tercatat menjadi daerah yang paling tinggi mengalami peningkatan jumlah konsumsi semen dengan penaikan 25,8 persen dalam dua bulan terakhir, disusul Pulau Sumatera dengan penaikan 16,4 persen.
Meski tengah berada pada tren yang positif, Saleh mengaku tak bisa memprediksi kinerja sektor industri lainnya karena masih belum memiliki data pasti terkait hal tersebut.
"Nanti jika sudah ada angkanya, tapi saya rasa angkanya bisa lebih baik dibanding tahun kemarin," jelas Saleh.
Mengacu catatan Kementerian Perindustrian, sektor industri yang tumbuh tinggi pada triwulan I tahun lalu adalah Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional dengan pertumbuhan mencapai 9,05 persen, yang disusul oleh Industri Logam Dasar sebesar 8,66 persen.
Selain itu, Industri Makanan dan Minuman bertumbuh sebesar 8,16 persen dan kemudian disusul oleh Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar 8,14 persen.
(dim/dim)