Jakarta, CNN Indonesia -- Minat investor global terhadap obligasi syariah atau sukuk berdenominasi dolar AS yang diterbitkan pemerintah tegolong tinggi pada tahun ini. Hal itu tercermin dari jumlah penawaran yang masuk selama masa penjajakan, yang nilainya mencapai US$8,6 miliar atau lebih dari tiga kali jumlah yang dimenangkan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Robert Pakapahan mengungkapkan pemerintah Indonesia telah melelang dua varian sukuk global pada Selasa (22/3) dini hari, dengan total pembiayaan yang ditarik sebesar US$2,5 miliar. Varian obligasi yang diterbitkan adalah sukuk global dengan tenor lima tahun dan 10 tahun.
"Targetnya US$2 miliar, karena incoming booknya cukup tinggi, jadi kita upsize US$2,5 miliar," kata Robert usai acara investor forum Euromoney di Jakarta, Selasa (22/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sukuk global dengan tenor lima tahun, ujarnya, pemerintah sukses menjual US$750 juta dengan tingkat imbal hasil (yield) 3,4 persen. Sementara untuk sukuk global bertenor 10 tahun dimenangkan US$1,75 miliar dengan yield 4,55 persen.
"Secara umum, untuk tahun ini adalah sovereign sukuk terbesar. Pricing-nya kita cukup happy. Jadi artinya appetite demand foreign investor baik," kata Robert.
Apabila dipetakan secara regional, jelas Robert, pembeli sukuk global terbanyak berasal dari Timur Tengah dan Asia, antara lain Singapura, Hong Kong, dan Korea. Namun, ada juga investor dari Indonesia, Eropa, dan AS.
Robert mengatakan selama roadshow di empat negara pada pekan lalu, antusiasme investor cukup tinggi. Isu ketatnya likuiditas di pasar keuangan bahkan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan investor.
Sukuk global Indonesia kali ini diterbitkan oleh Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah perusahaan yang didirikan khusus oleh Kementerian Keuangan. Varian obligasi syariah ini diharapkan akan diganjar peringkat kredit Baa3 oleh Moody, BB+ oleh Standard & Poor, dan BBB- oleh Fitch Ratings.
Sementara itu, Joint Bookrunners dalam transaksi sukuk global ini adalah CIMB, Citigroup, Deutsche Bank, Dubai Islamic Bank dan Standard Chartered Bank.
"Waktu roadshow itu kita dapat
feedback dari investor, tidak ada sebenarnya kekhawatiran-kekhawatiran yang signifikan dari investor. In general mereka sangat
happy dengan
credit rating," tuturnya.
(ags)