Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ban nasional, PT Gajah Tunggal Tbk akan segera mengoperasikan fasilitas riset dan pengujian ban (
proving ground) senilai hingga Rp1,34 triliun yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat pada bulan Mei mendatang untuk memperkuat kualitas ban buatan perusahaan yang diperuntukkan bagi pasar ekspor.
Presiden Direktur Gajah Tunggal, Christopher Chan mengatakan fasilitas yang rampung pada Mei mendatang merupakan
proving ground fase pertama yang digunakan untuk menguji ban kendaraan umum dan ban sepeda motor. Fase kedua pembangunan tersebut diharapkan dapat dimulai pada tahun 2017 dan selesai satu tahun berikutnya.
"Investasi kami mencapai US$100 juta dan itu hanya untuk
proving ground saja. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp13.400, investasi tersebut setara Rp1,34 triliun," jelas Christopher di Kementerian Perindustrian, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengatakan proyek ini telah dimulai sejak 2012 dengan mengambil lahan seluas 100 hektare. Namun untuk pembangunan
proving ground tahap awal, perusahaan telah menggunakan 65 hektare terlebih dahulu.
"Untuk pembangunan tahap kedua memang memakan waktu cukup lama karena proyek ini sarat teknologi yang membutuhkan presisi tinggi dan kesesuaian dengan standar internasional," terangnya.
Pembangunan
proving ground tersebut dianggap perlu oleh perushaaan mengingat semakin banyak produksi ban yang diperuntukkan bagi pasar ekspor.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan ekspor Gajah Tunggal tercatat sebesar Rp2,6 triliun atau 42 persen dari total penjualan perusahaan sebesar Rp6,19 triliun pada semester I 2015.
Angka tersebut lebih besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan berhasil membukukan penjualan ekspor sebesar Rp2,48 triliun atau 37,81 persen dari total penjualan perusahaan sebesar Rp6,56 triliun.
Lebih lanjut, perusahaan saat ini mengoperasikan pabrik berkapasitas 23,2 juta ban ban mobil, truk dan bus, serta ban 33,25 juta ban sepeda motor di mana Amerika Serikat merupakan pasar utamanya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa industri ban tanah air perlu membangun fasilitas riset dan pengembangan (
Research and Development/R&D) tersendiri mengingat 70 persen produksi ban tanah air diperuntukkan bagi pasar ekspor.
"
Proving ground itu harus ada untuk meningkatkan kepercayaan konsumen di Indonesia maupun di luar negeri. Sementara itu, fasilitas uji produk ban merupakan terobosan yang dapat membantu penelitian dalam membuat jenis ban-ban baru," jelasnya di lokasi yang sama.
Menurut data Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri ini mendekati angka US$2 miliar per tahun. Di samping itu, industri ban nasional menyerap sebanyak 258 ribu ton karet alam, atau 44 persen konsumsi karet alam nasional.