Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja saham PT Medco Energi Internasional Tbk dalam pekan ini berbanding terbalik dengan performa keuangan perseroan sepanjang tahun 2015 yang amblas. Perusahaan mencetak rugi bersih US$188 juta, berbalik dari laba bersih US$5,23 juta pada tahun sebelumnya.
“Tahun 2015 merupakan tahun yang sulit bagi industri minyak dan gas bumi pada umumnya,” ujar Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro di Jakarta, Kamis (31/3).
Ke depannya, ia mengaku jajaran direksi baru telah menetapkan prioritas bisnis untuk meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Prioritas ini termasuk melanjutkan efisiensi biaya dan modal serta berupaya untuk mempercepat siklus waktu proyek di dalam pengembangan portofolio domestik Perseroan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami akan tetap berupaya mempertahankan posisi strategis Perseroan di Indonesia dalam rangka menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham melalui akuisisi sumber daya domestik yang selektif, perpanjangan kontrak serta renegosiasi penjualan gas dan sub-kontrak,” jelasnya.
Di sisi lain, meski terdapat gejolak di Yaman, perseroan mampu menahan laju penurunan produksi pada aset domestik sehingga memperoleh produksi minyak yang stabil dari tahun ke tahun sebesar 31,6 MBOPD. Sayangnya, penjualan tertekan karena lemahnya permintaan.
“Penjualan gas sedikit menurun sehubungan dengan rendahnya permintaan di tahun 2015. Saat ini, perseroan fokus pada penambahan nilai, maka produksi di tahun 2016 diperkirakan berkisar antara 55 sampai 60 MBOEPD,” katanya.
Penjualan minyak dan gas bersih Medco Energi turun 18,11 persen menjadi US$574,35 juta pada 2015, dari US$701,42 juta di tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Hilmi menyatakan lapangan gas Senoro berproduksi tepat waktu dan sesuai anggaran pada Juli 2015. Produksi lapangan gas Senoro terus melebihi ekspektasi dengan kapasitas produksi kotor sebesar 355 MMSCFD.
Pada saat bersamaan, lanjutnya, kilang Donggi Senoro LNG juga beroperasi sesuai dengan rencana. Seiring dengan peresmian Lapangan gas Senoro dan kilang DS-LNG oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, kilang DS-LNG mengirimkan kargo pertama pada September 2015.
“Di 2015, kilang Donggi Senoro telah mengirimkan 12 kargo LNG dan MedcoEnergi berharap jumlah pengiriman pada tahun 2016 menjadi lebih dari dua kali lipat di tahun 2016,” jelasnya.
Kinerja Saham Terdongkrak RumorSementara itu, kinerja saham Medco Energi yang memiliki kode MEDC di lantai bursa dalam negeri berbanding terbalik dengan kondisi keuangan perseroan yang merugi.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham Medco Energi ditutup melonjak 12,41 persen ke level Rp1.495 per lembar. Sementara jika dihitung sejak Kamis pekan lalu, saham MEDC telah melonjak hingga 41,7 persen dari level Rp1.055 pada penutupan Kamis (24/3).
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan pergerakan saham Medco Energi pada pekan ini tidak mencerminkan fundamental perseroan. Ia menyatakan bahwa melonjaknya saham perusahaan disebabkan rumor terkait rencana pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara setelah pertemuan para petinggi Medco dengan Presiden Jokowi pada Senin lalu.
“Saham Medco itu riwayat
pump and dump-nya panjang. Sebelumnya kan juga ada rumor serupa, dan memang mendongkrak harga. Tapi kan tidak pernah ada kejelasannya?” ujarnya saat dihubungi.
Satrio mengatakan, selama tidak ada kejelasan dari rencana korporasi Medco Energi, maka saham perusahaan masih bergerak berdasarkan rumor belaka. Pasalnya, fundamental Medco saat ini sedang tidak bagus.
“
Market juga sedang sepi, jadi pelaku pasar mencari-cari berita untuk berdagang. Saya kira hal kayak gini itu cuma bertahan sekitar dua minggu. Setelah itu orang akan kembali melihat fundamentalnya,” jelas Satrio.