Penurunan Harga BBM Diprediksi Picu Deflasi di April 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 13:49 WIB
Selain harga BBM, turunnya tarif listrik, tiket kereta, tol dan suku bunga kredit perbankan juga akan memberi dampak pada melebarnya potensi deflasi.
Ilustrasi bahan-bahan makanan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) menilai kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) penugasan dan subsidi yang berlaku hari ini akan memperbesar potensi turunnya harga barang dan jasa secara umum (deflasi) di medio April 2016.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan selain pemangkasan harga BBM, turunnya tarif listrik, harga tiket kereta api jarak jauh, tarif tol dan penurunan suku bunga kredit perbankan juga dinilai akan memberi dampak pada potensi deflasi.

"Tapi mungkin dampak yang paling besar adalah kalau harga BBM benar turun benar. Bobot inflasi BBM sangat tinggi, bisa sampai 3,61 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski potensi deflasi akan melebar di April 2016, Sasmito bilang fenomena penurunan harga barang-barang bisa saja terhambat jika harga bahan pangan masih melonjak tajam.

Oleh karena itu ia berpendapat pemerintah mewaspadai volatilitas harga komoditas seperti bawang merah dan cabai merah yang akhir-akhir ini harganya meroket hingga 32 persen.

Sebab meski bobot inflasi bawang merah dan cabai merah cenderung kecil, namun komoditas tersebut bisa memberi tekanan inflasi akibat tingkat perubahan harganya cenderung tinggi.

Hal ini berbeda dengan perubahan tarif listrik dan harga beras yang naiknya hanya 1 hingga 3 persen.

"Saya kira indikasinya kalau tidak ada yang lain, bawang baik merah atau putih, cabai merah, rawit itu bisa dijaga, saya kira April punya peluang deflasi," jelasnya.

Selain mewaspadai pelonjakan harga bawang, Sasmito menambahkan pemerintah juga harus memperhatikan beberapa komoditas yang berpotensi menahan laju deflasi selama bulan April.

Meski tidak signifikan, kenaikan harga minyak goreng dan emas dunia dinilai mampu membuat sejumlah kelompok pengeluaran mengalami inflasi.

"Untungnya BPJS tidak jadi naik. Kalau jadi naik itu sektor kesehatan pasti bisa inflasi," katanya.

Berangkat dari asumsinya ini Sasmito memperkirakan puncak inflasi 2016 akan terjadi pada kisaran bulan Juni atau saat memasuki bulan Ramadhan.

Sementara inflasi di bulan Mei juga masih cenderung moderat akibat pengaruh penurunan sejumlah harga dan tarif di bulan April masih terasa.
(dim/dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER